Ikuti Kami

Generasi Muda Perlu Sosok Figur dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila di Keseharian

Kita harus terus menggaungkan dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila di dalam keseharian

Generasi Muda Perlu Sosok Figur dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila di Keseharian
Putra Nababan anggota DPR RI

Jakarta, Gesuri.id - Kehadiran era disrupsi teknologi memberikan banyak perubahan tata nilai kehidupan kita terutama bagi generasi muda. Paparan informasi dan ideologi dengan mudah menyusup ke berbagai saluran media sosial sehingga mengubah perilaku mereka jauh dari nilai Pancasila. Agar tidak terpapar maka generasi muda memerlukan figur inspirasi dalam mengejawantahkan nilai Pancasila di kehidupan

Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan ikut menyoroti gejala degradasi nilai-nilai Pancasila di kehidupan generasi muda saat ini. "Perilaku Gen Z saat ini memprihatinkan. Paparan informasi dari media social ikut mengubah perilaku kehidupan mereka sehari-hari" kata Putra Nababan Rabu (18/6) di Jakarta. 

Menurut Putra, generasi saat ini juga tidak memiliki sikap pantang menyerah. Mereka tidak tahan banting terhadap tantangan kehidupan. Akibatnya tidak sedikit dari generasi muda yang mengambil jalan pintas untuk mencapai tujuan. 

"Kita harus terus menggaungkan dan mengajarkan nilai-nilai Pancasila di dalam keseharian," katanya. 

Oleh karena itu, tambah Putra, perlu figur yang berada di lingkungan mereka sebagai panutan dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila. "Figur tersebut adalah para orang tua, guru dan tokoh-tokoh masyarakat yang bisa menginspirasi mereka terutama dalam berperilaku di tengah masyarakat," ujarnya. 

Putra juga menambahkan, internalisasi Pancasila harus merasuki dalam setiap jiwa generasi muda. Sebab mereka adalah generasi penerus bangsa di masa dekan. "Melalui internalisasi ini, generasi muda bisa memiliki filter terhadap ideologi asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa kita," katanya. 

Putra juga bilang dalam mempersiapkan tongkat estafet bangsa, negara ini membutuhkan anak-anak muda yang mandıri dan unggul dalam segala bidang. Perilaku hedonisme hanya akan menjerumuskan anak-anak muda dalam perilaku yang menyesatkan. “Untuk itu perlu pengawasan orang tua dalam menage perilaku mereka agar tidak menyimpang,” ujarnya. 

Putra juga menjelaskan, internalisasi Pancasila bisa terbentuk jika kita memiliki rasa kemanusiaan yang merupakan sikap universal untuk mempertahankan martabat manusia. Oleh karenanya perlu komitmen dan konsistensi dalam menjalankannya di kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut Putra menegaskan, memperkuat rasa kemanusiaan dalam hidup bermasyarakat adalah hal yang sangat penting demi menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan sikap yang lebih empatik dan peduli. 

"Dengan menerapkan rasa kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama manusia," ungkap Putra.

Putra mencontohkan dalam prakteknyaknya, menerapkan rasa kemanusiaan tanpa memandang latar belakang seseorang adalah suatu tindakan yang sangat mulia dan mendasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan, empati, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia.

"Menolong tanpa harus bertanya tentang agamanya apa, sukunya apa, hal itu merupakan tindakan yang menghormati dan mendasarkan pada prinsip kesetaraan serta rasa kemanusiaan. Saat kita membantu seseorang, seharusnya tidak perlu menanyakan agama atau latar belakang mereka. Tindakan baik ini didasarkan pada nilai-nilai universal seperti empati, welas asih, dan toleransi," terang mantan pemred berita TV nasional itu.

Quote