Ikuti Kami

Hadiri Pembelian Listrik di Perbatasan, Ini Harapan Cornelis

Pembelian tersebut merupakan bagian dari rencana PLN sebelum realisasi skala besar beberapa tahun sesudahnya guna memenuhi kebutuhan energi.

Hadiri Pembelian Listrik di Perbatasan, Ini Harapan Cornelis
Gubernur Kalimantan Barat dua periode 2008 - 2018 Cornelis.

Sambas, Gesuri.id - Gubernur Kalimantan Barat dua periode 2008 - 2018 Cornelis, di antara masa jabatannya yang pertama yakni tanggal 15 Maret 2009, pernah menghadiri peresmian pembelian listrik di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia oleh PT PLN (Persero) tepatnya untuk Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.

Pembelian tersebut merupakan bagian dari rencana PLN sebelum realisasi skala besar beberapa tahun sesudahnya guna memenuhi kebutuhan energi listrik di Provinsi Kalimantan Barat. Energi yang dibeli akan mencapai 200 MW mengingat masih terbatasnya kemampuan PLN dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di Kalbar.

Baca: Cornelis Harap Paslon di Pilkada Disiplin Protokol Kesehatan

Pada tahap awal itu, pihak Sarawak akan memasok 200 kilo Volt Ampere (kVA) untuk kebutuhan 380 rumah tangga di Dusun Aruk, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar. Aruk juga menjadi lokasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yakni pintu keluar masuk resmi melalui jalur darat dari Indonesia ke Sarawak (Malaysia) atau sebaliknya.

Selain di Aruk, PLN juga membeli listrik dari Sarawak untuk Kecamatan Badau di Kabupaten Kapuas Hulu dengan jumlah 400 kVA. Seperti Aruk, Badau merupakan lokasi . darat di wilayah paling timur Kalbar, juga terletak di perbatasan Indonesia - Malaysia.

Satu pesan Cornelis saat peresmian itu, di mana penulis juga hadir, agar PLN pada 10 - 15 tahun mendatang mampu mengurangi ketergantungan energi dari negeri jiran tersebut. 

"Kalau mereka putuskan alirannya, selap kita," ujar Cornelis.

Saat itu, pilihan PLN membeli listrik dari Sarawak terbilang tepat. Dari sisi efisiensi, biaya pokok produksi (BPP) listrik di Aruk mencapai Rp4000/kWH, sedangkan jika membeli hanya Rp930/kWH. Listrik dari Sarawak lebih murah karena pembangkit yang digunakan memakai sumber air. Sedangkan dari PLN, masih mengandalkan high speed diesel (HSD) dengan mesin pembangkit diesel. Belum lagi akses menuju perbatasan kondisinya rusak parah.

Cornelis dan rombongan saat itu malah memilih jalur Entikong (Kabupaten Sanggau), masuk ke Sarawak menelusuri jalanan ke arah Barat Kalimantan, sebelum masuk lagi ke Indonesia melalui Aruk. Rute tersebut memakan waktu sekitar 3 jam.

Jauh lebih cepat jika dibandingkan melalui Kota Sambas lalu ke Desa Aruk, yang bisa lebih dari dua kali lipat waktu tempuhnya untuk kondisi tidak hujan. Kalau hujan bakal jauh lebih lama dan berisiko.

Baca: Cornelis Tegaskan Pilkada Tak Bisa Ditunda Meski Pandemi
 
Menyadari strategisnya kebutuhan energi listrik termasuk di Provinsi Kalimantan Barat, PT PLN terus membangun infrastruktur terkait. Mulai dari mesin pembangkit, transmisi hingga gardu induk.

Dari semula defisit, kini mengalami surplus energi. Misalnya di Sistem Khatulistiwa yang mewadahi beberapa kota dan kabupaten di Kalbar, hingga akhir Oktober 2020 untuk daya terpasang pembangkitnya sudah mencapai 622,1 Mega Watt (MW). Daya terpasang ini pun akan terus bertambah seiring tuntasnya pembangunan pembangkit listrik baru beberapa tahun mendatang di Kalbar.

Menurut penjelasan GM PLN Kalbar, Ari Dartomo, daya mampu pasok sendiri di sistem kelistrikan terbesar di Kalbar itu sebesar 531,9 MW. Kemudian beban puncak yang terlayani 341,9 MW sehingga terjadi surplus energi.

Quote