Ikuti Kami

Hasto: Bali Titik Temu Peradaban Dunia, Beridentitas Budaya

Alam Bali memudahkan berkontemplasi, hingga terciptalah rasa nyaman, at home, ataupun sesuatu hal yang menciptakan rasa aman. 

Hasto: Bali Titik Temu Peradaban Dunia, Beridentitas Budaya
Doktor Ilmu Pertahanan, Universitas Pertahanan RI, Hasto Kristiyanto saat Orasi Ilmiah berjudul

Denpasar, Gesuri.id - Doktor Ilmu Pertahanan, Universitas Pertahanan RI, Hasto Kristiyanto mengatakan ada fenomena menarik ketika para pelancong domestik dan manca negara datang ke Bali. 

Atmosfirnya sungguh berbeda. Ada sesuatu hal unik, sesuatu yang khas yang ditangkap oleh “rasa”, melalui pancaindera. Alam Bali memudahkan berkontemplasi, hingga terciptalah rasa nyaman, at home, ataupun sesuatu hal yang menciptakan rasa aman. 

Baca: Hasto Harap Ada Pusat & Institut Seni Indonesia di New York

"Setiap berada di Bali selalu terasa berbeda. Bali menjadi bukti perpaduan spiritualitas yang hidup dan membumi, dengan kebudayaan, dan keindahan alam rayanya," ucap Hasto Kristiyanto saat Orasi Ilmiah berjudul "Teguh Indonesia Berkepribadian," di Kampus Institut Seni Indonesia, Denpasar, Selasa (28/2).

"Bali menjadi titik temu peradaban dunia. Bali tiada henti dibanjiri arus modernitas yang hebat dari seluruh dunia, namun Bali selalu kokoh pada identitas kulturalnya," tambah Hasto.

Hadir di acara ini, Gubernur Bali Dr. Ir. Wayan Koster bersama Rektor Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, para Wakil Rektor, Dekan, Dosen dan seluruh civitas akademika Institut Seni Indonesia Denpasar, khususnya para mahasiswa/mahasiswi yang hari ini wisuda. Menteri BUMN Erick Thohir yang sedianya hadir diwakili Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto.

Dia mengatakan apa yang terjadi di Bali, mengingatkannya, pada tulisan Franz Magnis-Suseno dalam the Javanese Ethics and World View. 

"Dalam tulisan itu ditegaskan pentingnya panduan hidup atas dasar moral, hati nurani, dan olah rasa. Hal yang paling menonjol dalam etika Jawa, terletak pada penekanan dimensi keselarasan antara mikrokosmos (manusia) dan makrokosmos (keteraturan semesta)," urai Hasto.

Menurut Hasto, fakta empiris yang ditemukan, bahwa di Bali ini falsafah, sistem nilai, kultur, hingga tradisi masyarakatnya saling beresonansi, membikin alam ikut berbicara. Suasananya sangat khas, dimana seluruh karya seni berpadu. Hasilnya ciri-ciri kebudayaan tampil begitu menonjol. 

"Kebudayaan menyajikan sistem nilai, tradisi, dan juga pengetahuan yang ikut memengaruhi perilaku masyarakatnya dalam keteraturan bersama. Mereka yang hadir di Bali dengan beragam budaya ikut meluruh, hingga cara berpikir, berbicara, dan perilaku dipengaruhi oleh magnet kultural Bali. Tanpa terasa proses inkulturasi dan akulturasi berjalan secara natural, saling melengkapi," paparnya.

Hasto mengatakan, tepat kiranya apabila kita memahami kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh Clifford Geertz. Menurutnya, kebudayaan merupakan seperangkat peralatan simbolik untuk mengendalikan perilaku. Kebudayaan tidak lain merupakan pedoman yang digunakan oleh manusia dalam bertingkah laku dan berinteraksi, serta mendorong lahirnya berbagai inovasi yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Terhadap para wisudawan wisudawati ISI Denpasar, Hasto pun berpesan agar terus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penopang berkembangnya kebudayaan nasional yang berkemajuan, namun tetap kokoh pada identitas kebudayaan bangsa.

"Terus perkuat riset dan inovasi. Dari kebudayaan Bali ini jika digali secara mendalam, akan menjadi sumber pengetahuan yang khas Indonesia, dan sangat penting bagi desain kebijakan masa depan. Gelorakan kebudayaan. Mari bangun kepemimpinan Indonesia di dunia pada bidang kebudayaan," pungkas Hasto.

Sementara itu, Gubernur Koster mengatakan Bali menjadikan kebudayaan sebagai hulu pembangunan Bali. Sebagai komitmen memuliakan adat, tradisi seni budaya dan kearifan lokal.

"Visi dan komitmen ini telah dituangkan dalam Perda Bali 4/2020 tentang penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali untuk mewujudkan Bali Berkepribadian dalam kebudayaan sesuai prinsip Trisakti Bung Karno," ucap Koster.

Dalam pelaksanaan visi tersebut, menurut Koster, Pemprov Bali akan berkolaborasi dengan ISI Denpasar sebagai satu-satunya perguruan tinggi seni di Bali.

Baca: Said Minta BMI Jatim Serius Garap Pemilih Pemula

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana, mengatakan penguatan kualitas pembelajaran, sejak Maret 2021, ISI Denpasar telah menghadirkan tokoh nasional bereputasi, maestro seni dan desain, seniman-desainer profesional, serta penghayat budaya tradisi sebagai dosen tamu, orator ilmiah, juga narasumber forum ilmiah termasuk Presiden ke-5 Republik Indonesia, Prof. Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri.

Rektor ISI Denpasar mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan Sarjana, Sarjana Terapan, Magister dan Doktor termasuk seluruh orangtua, wali wisudawan atas keberhasilan putra/putri dalam menyelesaikan studi di ISI Denpasar. 

"Dengan bangga kami melepas generasi gemilang Indonesia. Mari dandani Indonesia Raya dengan kemahaindahan inovasi seni dan desain terbaru," sebut Rektor ISI Denpasar.

Quote