Depok, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo (HTA) mengkritisi data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional.
Data tersebut menyebut Kota Depok merupakan kota dengan kasus aktif Covid-19 tertinggi di Indonesia tidak akurat.
“Itu tidak akurat dan belum di update. Sebab, berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Depok, ada selisih kasus konfirmasi aktif Covid-19 dengan Depok,” kata Hendrik Tangke Allo.
Baca: Banteng Depok Berhasil Vaksinasi 2.000 Warga
Berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Depok, Hendrik Tangke Allo yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok ini melanjutkan, ada selisih mencapai 17.413 kasus di mana saat ini Depok terdapat 9.518 kasus.
“Sementara data pusat mencatat 26.932 kasus aktif di Depok. Selisihnya sampai 17.413 kasus,” tutur HTA –sapaannya-.
HTA pun meminta agar Satgas Penanganan COVID-19 Nasional lebih teliti dan berkoordinasi lagi dengan Satgas yang ada di daerah, seperti di Kota Depok, agar tidak ada lagi kekeliruan data yang disampaikan, apalagi sampai menjadi produk jurnalistik.
“Seharusnya Satgas Penanganan Covid Nasional jangan memberikan data yang keliru, yang justru membuat masyarakat panik,” tegas HTA.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Depok 1 (Pancoranmas) ini pun terus memberikan dukungan kepada Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok dan tenaga kesehatan (Nakes) yang terus berjibaku menanggulangi pandemi COVID-19.
Baca: HTA Imbau Kader Banteng Depok Tak Terprovokasi
“Ayo kita dukung Satgas Penanganan COVID-19 dan Nakes Kota Depok,” tegasnya lagi.
Adapun dukungan yang diberikan, Hendrik Tangke Allo menambahkan, yakni dengan menaati protokol kesehatan (Prokes) COVID-19, baik menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi.
“Juga kita harus mau divaksin. Vaksin COVID-19 memang bukan obat. Namun, itu dapat meminimalisir ketika kita terpapar COVID-19, agar antibodi kita lebih kebal terhadap Virus Korona,” katanya.