Ikuti Kami

Ini Cerita Megawati Saat Kunjungi Renovasi Grand Inna Sanur

Megawati bercerita panjang soal kesejarahan Grand Inna Bali Beach Hotel Sanur.

Ini Cerita Megawati Saat Kunjungi Renovasi Grand Inna Sanur
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Denpasar, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melaksanakan agenda kerja pertamanya pasca perayaan HUT ke 50 PDI Perjuangan, dengan berada di Bali bersama Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir. 

Megawati menghadiri peresmian Renovasi dan Revitalisasi Grand Inna Bali Beach serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan "Rumah Sakit  Mayo" dan "Kebun Tanaman Obat". Selain ada Puan, Megawati hadir didampingi oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Tampak hadir Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Gubernur Bali I Wayan Koster dan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.

Sementara Menteri BUMN Erick Thohir berada bersama manajemen BUMN terkait seperti komisaris utama Injourney Triawan Munaf dan Direktur Utama Nindya Karya Haedar Karim.

Baca: Banteng Subang Tanam 1.000 Pohon dan Bersih-Bersih Sungai

Dalam arahannya, Megawati bercerita panjang soal kesejarahan Grand Inna Bali Beach Hotel Sanur. Saat itu, Presiden Pertama RI Bung Karno jalan ke Bali untuk mencari lokasi hotel milik negara. Megawati dan kakaknya, Guntur Soekarnoputra, diajak serta.

Megawati menceritakan bagaimana seorang Soekarno sangat senang Bali, yang kemungkinan dipengaruhi garis keturunan dari sisi Ibu yang berasal dari Bali. Dan tentu saja keindahan lingkungan alam Bali serta harmoni kehidupan dipengaruhi ajaran Hindu.

“Kalau mau hidup disini, dibikinlah Istana Tampak Siring. Satu-satunya di republik ini, istana yang dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri. Yang lainnya adalah yang disebut istana itu dulu dibangun di zaman Belanda,” urai Megawati, Senin (16/1).

Megawati mengingat diajak seharian menyusuri pantai. Dan akhirnya oleh Bung Karno, titik dimana Hotel Grand Inna kini berdiri, ditentukan sebagai lokasi pembangunan.

Proses konstruksi dilaksanakan dengan melibatkan banyak seniman. Yang sayangnya, usai Soekarno selesai memerintah, karya seni ‘disembunyikan’.

“Lucunya seniman bagus-bagus kerjanya gak boleh, malah diumpetin-umpetin. Ada juga itu di Hotel Indonesia disebut mozaic. Maksud saya itu kan seni, itu kan harusnya diajarkan kembali. Tapi kok (Orde Baru) dulu enggak tahu urusan seni dianggap urusan politik. Jadi jangan kejadian lagi deh,” kata Megawati.

Megawati bahkan menceritakan sejarah saat bangunan hotel itu terbakar pada 1993. Saat itu dirinya dikontak oleh Soesilo Soedarman yang menjabat Menteri Pariwisata. Ada kejadian yang kemudian begitu mendalam secara spiritual di hati warga, khususnya warga Bali. Yakni kamar yang pernah ditempati oleh Bung Karno, aman dari kebakaran. 

Dari pengalaman terkait Hotel itu. Megawati berbagi banyak hal yang dialami semasa hidup. Hingga ia menceritakan interaksinya dengan Erick Thohir sebagai menteri BUMN. Disinggung bagaimana ketika awal menjabat menteri, Erick diajak bicara oleh Megawati. Dipesankannya agar Erick bekerja dengan benar membenahi BUMN Indonesia agar bersih dari korupsi dan kinerjanya membaik.

Dan terkait renovasi Hotel Grand Inna, Megawati juga berpesan agar Kementerian BUMN berbuat serius. “Pak Erick, tolong hotel ini dibangun kembali seperti dulu di jaman Bung Karno,” kata Megawati.

Diharap Megawati agar renovasi hotel itu diselaraskan dengan pembangunan rumah sakit berstandar internasional sekelas RS Mayo di AS, serta pembangunan taman khusus dengan berbagai tanaman obat-obatan di lokasi yang sama.

“Kepada orang Bali, saya minta tolong jaga Bali-mu,” kata Megawati.

Erick menjelaskan di kompleks hotel itu akan dibangun taman berisi tanaman obat lokal. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan dilibatkan dalam prosesnya. Untuk pembangunan rumah sakit, Erick bercerita bahwa kerja sama akan dilakukan dengan klinik Mayo di AS sebagai benchmark kualitas.

Baca: Pemerintah Kabupaten Malang Gelar SICITA di Poncokusumo

Bersamaan dengan renovasi Hotel Grand Inna itu, Erick mengatakan prinsip pembangunan rumahs akit dan taman itu adalah investasi diberikan untuk mengembangkan lokasi bersejarah yang mendorong pertumbuhan di sekitarnya. 

“Kami melaksanakan pesan yang Ibu Megawati titip kepada kami. Insya Allah kami jaga. Pesan Bu Mega adalah jangan sampai BUMN tidak menjadi benteng nasional secara ekonomi,” kata Erick.

Erick masih ingat pesan dari Megawati ketika dirinya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi menteri BUMN. Megawati meminta Erick belajar dari gurita.

“Seperti gurita. Gurita yang sehat bukan yang kakinya banyak. Yang sehat itu yang kepala besar, kaki sedikit. Dan itulah kami lakukan, sejalan dengan transformasi yang kita lakukan, Kementerian BUMN dari Ro 13 triliun sejak saya masuk, sekarang Rp 125 triliun. Akhir tahun bisa di atas Rp 200 triliun. Kontribusi kita pada negara 3 tahun terakhir pada Covid Rp 1.198 triliun, Rp 68 triliun lebih tinggi sebelum Covid,” urai Erick.

Quote