Ikuti Kami

Keren, Buah Manggis Asal Bali Jadi Primadona Tiongkok

Pada tahun 2018 Bali berhasil mengirim 4.096 ton manggis ke Tiongkok.

Keren, Buah Manggis Asal Bali Jadi Primadona Tiongkok
Gubernur Bali I Wayan Koster.

Denpasar, Gesuri.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengekspor buah manggis asal Pulau Dewata ke Tiongkok.

Kepala Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara mengatakan, eksport buah manggis dari Bali tetap menjadi primadona eksport komoditi pertanian ke Tiongkok.

Baca: Presiden Jelaskan Pentingnya Keran Ekspor

"Pada tahun 2018 Bali berhasil mengirim 4.096 ton manggis ke Tiongkok. Tahun ini pada triwulan pertama sudah mencapai 631 ton dengan nilai devisa hingga Rp 45 miliar," jelasnya, Kamis (21/3) saat mengikuti pelepasan eksport produk pertanian Bali.

Menurut Terunanegara selama ini tidak ada komplain dari negara tujuan yang artinya produk pertanian Bali sudah sesuai standar. Sementara itu, selain manggis, buah lain yang mulai dieskport adalah salak gula pasir yang sudah dikirim ke Kamboja dilakukan sebanyak 0,5 ton pada bulan Maret ini. Ke depannya sedang dipersipakan secara rutin ekspor Salak Gula Pasir sebanyak 50-100 ton per bulan.

Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, pihaknya akan mendorong agar sektor pertanian di Bali terus mengalami kemajuan. Setelah menerbitkan Pergub No 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Gubernur Koster berharap produk pertanian Bali yang sudah terkenal bisa diekspor ke mancanegara menyaingi produk dari Bangkok.

Untuk mewujudkan hal ini Koster akan membuat kebijakan yang menyentuh dari hulu hingga ke hilir. Gubernur Koster menilai kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi Bali yang hanya 14,5 persen terlalu kecil dari potensi yang sebenarnya.

“Karena itu kalau Pergub sudah berjalan, masuk ke hotel dengan harga minimum 20 persen di atas harga produksi, industri berkembang, sentranya berkembang, lantas kami akan mendorong produk ekspornya berstandar,” kata Ketua PDI Perjuangan Bali ini.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan Gubernur Koster adalah bagaimana membuat produk pertanian Bali lebih awet dan tahan lama dengan radiasi gamma.

Baca: Nurdin Lepas Ekspor Pertanian Senilai Rp240 Miliar

Salah satu negara yang sudah melakukan ini adalah Thailand. Ia mengatakan Bangkok saat ini sudah memiliki enam alat seperti itu, sementara Indonesia apalagi Bali belum memilikinya.

Kabupaten Buleleng menurutnya telah membuat proposal studi untuk mengadakan alat tersebut. “Saya dalam waktu dekat akan mengupayakan itu supaya nantinya barang-barang (pertanian) begini tidak cepat busuk, rusak dan tidak ada ulatnya. Sehingga dia akan bisa bertahan lama tidak akan jatuh harganya,” kata Koster.

Quote