Ikuti Kami

Mengapa Belanda Tak Mau Minta Maaf Atas Penjajahan 3,5 Abad?

Konon alasannya ada tiga. Pertama, Indonesia belum lahir sebagai suatu negara bangsa.

Mengapa Belanda Tak Mau Minta Maaf Atas Penjajahan 3,5 Abad?
Raja dan Ratu Belanda saat melakukan penanaman pohon di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (10/3). (Foto: Humas/Agung).

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan Belanda tak pernah meminta maaf atas penjajahan yang mereka lakukan selam 350 tahun. Ada tiga hal yang melandasi Belanda enggan meminta maaf.

Baca: Belanda Kembalikan Keris Milik Pangeran Diponegoro

"Untuk yang masa penjajahan, sekitar tiga abad, memang tak pernah secara langsung meminta maaf. Konon alasannya ada tiga. Pertama, Indonesia belum lahir sebagai suatu negara bangsa," jelas Hendrawan, Rabu (11/3).

Poin kedua menurut Hendrawan karena pada kenyataannya Indonesia dijajah oleh organisasi dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang diboncengi oleh Belanda. Namun Hendrawan menyerahkan analisa tersebut kepada ahli sejarah.

"Kedua, yang secara riil menjajah adalah organisasi dagang (VOC) yang didukung kekuatan negara. Ketiga, penjajahan tersebut menghasilkan efek neto keuntungan bagi negara yang dijajah. Aneh memang. Para sejarawan tentu punya telaah yang lebih tepat," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Raja Belanda Willem Alexander menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan Pemerintah Belanda kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Raja Willem bukan minta maaf atas kekerasan di masa penjajahan, namun untuk kekerasan yang terjadi setelah proklamasi.

Diketahui, Belanda sempat menjajah Indonesia selama lebih dari 3,5 abad. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, masih terjadi peperangan dengan pihak Belanda dalam momen yang umum disebut sebagai Agresi Militer I dan II.

"Di tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut," ujar Raja Willem di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3).

Baca: Ketahuilah, Belanda Mitra Strategis RI di Tiga Sektor Ini

Pidato Willem disampaikan dalam bahasa Inggris. Protokol Setpres lalu membagikan terjemahan pidato tersebut.

"Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan bagi keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini," tutur Raja Willem.

Quote