Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren menyatakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah penting dilakukan guna menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami, Komisi IX DPR RI berkomitmen penuh untuk memastikan program ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat Manokwari, terutama yang membutuhkan perhatian lebih,” ujar Obet di Manokwari, Rabu.
Ia menyebut bentuk kolaborasi konkret, di antaranya pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN) menyediakan modul gizi dan standar pengolahan makanan sehat. Pemda menyediakan infrastruktur dapur dan menunjuk lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca: Ganjar Tolak Keputusan Pemerintah Masukan Mata Pelajaran AI
Pemda mampu melibatkan pelaku UMKM dan petani lokal sebagai penyedia bahan pangan utama. Selain itu, tenaga kerja lokal direkrut sebagai juru masak, logistik, dan distribusi.
Menurutnya, MBG tidak hanya dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak saja, tapi juga untuk ibu hamil, dan ibu menyusui.
“MBG juga sekaligus memberdayakan pelaku ekonomi lokal dengan memanfaatkan bahan pangan dari lingkungan sekitar,” ujarnya.
Sebagai mitra pemerintah, Komisi IX DPR RI berkomitmen penuh untuk memastikan program MBG dapat terlaksana sampai ke seluruh lapisan masyarakat.
“Salah satu bentuk dukungan, saya sudah menggelar sosialisasi MBG untuk warga Distrik Manokwari Timur di Gedung Serbaguna Gereja Maranatha, Manokwari, Senin (30/6). Sosialisasi itu diikuti oleh lebih dari 300 peserta,” ujarnya.
Sekretaris Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Alwin Supriyadi menjelaskan bahwa program ini menyasar anak-anak dari jenjang PAUD hingga SMA sederajat, serta ibu hamil, menyusui, dan balita.
Dalam penyediaan MBG, porsi makanan diatur secara detail mencakup karbohidrat, protein dan serat, sehingga anak-anak tidak kekurangan gizi atau kelebihan berat badan. Hal itu adalah intervensi gizi yang terukur.
Selain itu, menurut Alwin, MBG memiliki tiga tujuan utama, yakni meningkatkan status gizi, mendukung pendidikan, dan menggerakkan perekonomian lokal.
Saat ini, Kabupaten Manokwari telah mengoperasikan tujuh dapur sehat SPPG, dan ditargetkan dapat berdiri 17 SPPG.
Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah
Setiap dapur membuka lapangan kerja baru dengan menyerap sekitar 47 tenaga kerja lokal ditambah tiga tenaga inti dari BGN (kepala dapur, ahli gizi, dan akuntan).
“Program ini bukan sekadar bagi-bagi makanan. Kita dorong penggunaan bahan lokal, dari sayur, buah, telur, ikan, hingga beras. Setiap dapur melayani sedikitnya 3.000 penerima manfaat per hari,” jelas Alwin.
Dengan melibatkan lintas sektor dan pemangku kepentingan lokal, program MBG tidak hanya berfokus pada asupan gizi, tetapi juga membangun kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat dari tingkat paling dasar.