Ikuti Kami

Presiden Minta Investasi Industri Substitusi Impor Dibuka

Jokowi: Industri baja, industri kimia atau petrokimia, betul-betul harus dibuka karena ini jebakan substitusi impor.

Presiden Minta Investasi Industri Substitusi Impor Dibuka
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Wapres Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12/2019). Presiden memimpin tiga ratas yang membahas soal penyaluran dana desa tahun 2020, akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan serta strategi pengembangan riset dan inovasi dan penataan Badan Riset dan Inovasi Nasional. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.)

Jakarta, Gesuri.id - Terkait dengan besarnya kontribusi impor bahan baku atau bahan baku penolong pada defisit neraca perdagangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar peluang investasi di bidang industri substitusi impor harus dibuka lebar. 

Baca: Chandra Asri, Jokowi: 3-4 Tahun Lagi Tak Impor Petrokimia

“Berarti tadi industri baja, industri kimia atau petrokimia, betul-betul harus dibuka karena ini jebakan substitusi impor,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Akselerasi Implementasi Program Perindustrian dan Perdagangan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12) siang. 

Presiden berharap ini menjadi catatan BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan Menko Maritim dan Investasi, agar harus ada langkah-langkah quick win yang betul-betul konkrit untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan seperti industri besi baja, industri petrokimia dan juga tidak kalah pentingnya percepatan mandatory biodiesel B30, dalam rangka menurunkan impor BBM. 

“Saya tadi mendengar dari Pak Menteri BUMN, bulan ini sudah bisa kita mulai untuk biodiesel B30, dan tumbuhnya industri pengolahan bukan hanya untuk menghasilkan barang-barang pengganti impor, tetapi juga akan memberikan nilai tambah, karena membuka lapangan kerja yang cukup besar. Ini yang memang kita kejar membuka lapangan kerja,” tegas Presiden. 

Sebelumnya saat mengawali arahannya Presiden Jokowi mengemukakan, bahwa fokus pemerintah ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif dan menekan defisit transaksi berjalan, serta pada saat yang sama memperbesar surplus neraca perdagangan. 

Baca: Pemerintah Jokowi Kuasai PT Tuban Petrochmical

Karena itu, menurut Presiden, kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor. Presiden juga merujuk data BPS, impor bahan baku atau bahan baku penolong memberikan kontribusi yang besar yaitu 74,06% dari total impor di bulan Januari sampai Oktober 2019, sedangkan impor barang modal angkanya sampai 16,65% dan impor barang konsumsi sebesar 9,29%. 

Lebih dalam lagi, Presiden menjelaskan, jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain adalah besi baja yang mencapai 8,6 juta dollar AS, dan industri kimia organik atau petrokimia yang mencapai 4,9 miliar dollar AS  dan juga industri kimia dasar.

Quote