Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan percepatan relokasi SDN Burangkeng 04 yang terjebak di tengah proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan.
Hal ini disampaikannya saat mengunjungi langsung lokasi sekolah di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (5/8/2025).
“Saya akan bawa ke Komisi VI. Kami akan perjuangkan langsung di DPR dan kami juga artinya ada urusan dengan Kementerian PU dan BPN. Kalau proyek sudah jalan artinya alokasi anggaran untuk relokasi berarti duitnya sudah ada. Di mana duitnya. Makanya nanti saya sama Pak Kades Burangkeng dan Desa Ciledug, Camat, Dinas, dan DPRD, sama-sama datangi PU,” kata Rieke.
Ia menyoroti lambatnya proses relokasi SDN Burangkeng 04 sebagai bentuk ketidaktegasan dalam pengelolaan proyek strategis nasional. Padahal, menurutnya, pemerintah pusat semestinya sudah menyiapkan anggaran relokasi sejak awal proyek berjalan.
“Oleh karena ini proyek strategis nasional, maka seluruh relokasi beserta anggarannya ada di pemerintah pusat, kalau menurut info sudah diatur anggaran relokasi. Pertanyaannya? Di mana duitnya untuk relokasi?” tegasnya.
Lebih lanjut, Rieke mengkritisi inkonsistensi pemerintah dalam menghadirkan layanan pendidikan yang layak di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur.
“Ini sekolah negeri. Presiden Prabowo sedang memperjuangkan adanya sekolah rakyat, kalau sekolah yang sudah eksisting sudah ada saja enggak puguh sekolahnya bagaimana ada sekolah yang baru,” ucapnya.
Ia juga menilai kasus lambatnya relokasi bukan hanya terjadi di SDN Burangkeng 04, tetapi juga pada fasilitas sosial dan umum lainnya yang terdampak proyek.
“Kalau kayak gini ada indikasi kuat korupsi dana relokasi. Saya tidak menuduh, tapi indikasi kuat. Enggak masuk akal saya. Proyek sudah jalan dari 2021, sekolah tidak direlokasi. Jangan dijadikan alasan sengketa tanah dan macam-macam, itu hal terpisah. Intinya mari kita perjuangkan untuk segera direlokasi,” ujarnya.
Kondisi serupa juga dialami SDN Ciledug 03. Komite Sekolah, Muhammad Hanafi, mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar sudah tidak lagi nyaman. Pihak sekolah bahkan telah mengajukan permohonan relokasi sejak dua tahun lalu.
“Untuk sekarang ini, kegiatan belajar mengajar sudah tidak nyaman lagi. Sudah dua tahun lalu, kami mengajukan relokasi yang harus dilaksanakan. Satu unit itu kena. Setelah satu bulan ini tidak kunjung datang untuk mengecek lokasi. Mudah-mudahan segera ada penyelesaian lebih cepat lagi,” pungkasnya.