Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MSc menegaskan bahwa sistem rantai dingin (cold chain system) merupakan solusi strategis untuk menghadapi krisis iklim yang mengancam ketahanan pangan dan kesehatan global.
Hal ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker pada peringatan World Refrigeration Day 2025 di Paris, Rabu (18/6), yang mengangkat tema "Peran Kritis Solusi Refrigerasi dan Pompa Panas dalam Meningkatkan Kesejahteraan Manusia, Kesejahteraan Hewan, dan Keberlanjutan Iklim."
“Teknologi terus maju, tetapi akses terhadap pangan, vaksin, dan infrastruktur rantai dingin masih timpang. Ini ironi yang harus segera kita atasi,” kata Prof. Rokhmin Dahuri dalam pidatonya bertajuk "Pengembangan Sistem Rantai Dingin yang Berkelanjutan, Tangguh, dan Adil untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan yang Lebih Baik di Era Perubahan Iklim Global."
Konferensi internasional bergengsi ini dihadiri 200 peserta dari 60 negara, terdiri dari kalangan ilmuwan, insinyur, menteri, anggota parlemen, pengusaha, hingga masyarakat sipil. Selain Prof. Rokhmin, hadir pula tokoh-tokoh dunia seperti Prof. Judit Evans, Gerald Cavalier, Dr. Andy Pearson, dan Prof. Xianting Li dari China.
Dalam paparannya, Guru Besar Kelautan dan Perikanan IPB University itu menyoroti dampak nyata perubahan iklim seperti kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, dan pengasaman laut yang telah mengganggu pertanian, perikanan, dan layanan kesehatan dunia.
Ia menekankan bahwa sistem produksi dan distribusi pangan saat ini menyumbang sekitar sepertiga emisi gas rumah kaca global, sekaligus menjadi penyebab utama deforestasi dan kerusakan lingkungan.
“Rantai dingin harus kita tempatkan sejajar dengan infrastruktur vital seperti listrik dan air. Ia harus mampu bertahan dalam guncangan dan suhu ekstrem di masa depan,” ucapnya.
Prof. Rokhmin menilai, ketimpangan dalam akses terhadap infrastruktur rantai dingin merupakan salah satu tantangan terbesar, terutama bagi petani dan nelayan kecil di negara berkembang.
"Rantai dingin adalah tulang punggung diam peradaban modern. Ia menjaga mutu, keamanan, dan ketersediaan pangan dari lahan hingga meja makan, dari laboratorium hingga pasien," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sistem rantai dingin yang efisien dapat memperpanjang masa simpan, mengurangi pembusukan, dan menjaga distribusi bahan pangan bergizi sepanjang tahun.
“Gagal menjaga suhu bisa berarti bencana: produk rusak, konsumen sakit, dan kerugian ekonomi besar-besaran,” jelasnya.
Menurutnya, pengendalian suhu dalam sistem ini juga penting untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme berbahaya yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Untuk itu, Prof. Rokhmin menyerukan perlunya transformasi radikal dari sistem rantai dingin konvensional menuju model yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Ia menekankan bahwa kebijakan tentang refrigerasi dan cold chain harus menjadi prioritas negara, bukan hanya menjadi urusan sektor swasta.
“Investasi di bidang ini bukan semata urusan bisnis, tapi penentu keberlanjutan pangan dan kesehatan masyarakat di tengah krisis iklim global,” pungkasnya.