Ikuti Kami

Rokhmin Dahuri: Tutupan Hutan di Jawa Barat Diperkirakan Hanya Tersisa Sekitar 17 Persen

Rokhmin menekankan perlu langkah cepat dan terukur dalam penataan sempadan sungai, normalisasi alur sungai, serta pengerukan sedimentasi.

Rokhmin Dahuri: Tutupan Hutan di Jawa Barat Diperkirakan Hanya Tersisa Sekitar 17 Persen
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, meninjau langsung lokasi banjir yang melanda Kabupaten Cirebon, Rabu (24/12/2025).

Jakarta, Gsuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, meninjau langsung lokasi banjir yang melanda Kabupaten Cirebon, Rabu (24/12/2025).

Dalam kunjungan tersebut, ia menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas musibah banjir yang berdampak pada kehidupan masyarakat, khususnya di Kecamatan Sumber, Wanakaya, dan sejumlah wilayah sekitarnya.

“Selain peningkatan debit air, tumpukan sampah, sedimentasi, serta konstruksi sungai dan jembatan yang belum optimal turut memperparah dampak banjir,” ujar Rektor Universitas UMMI Bogor.

Banjir diketahui terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dan memicu luapan Sungai Cipager. Sejumlah kawasan permukiman warga hingga area usaha terendam air, termasuk gudang Surya Toserba yang dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah.

Meski demikian, berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten Cirebon bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kondisi penanganan di lapangan masih relatif terkendali.

Dalam peninjauan tersebut, Prof. Rokhmin menekankan perlunya langkah cepat dan terukur, antara lain penataan sempadan sungai, normalisasi alur sungai, serta pengerukan sedimen untuk mempercepat surutnya genangan air dan mencegah banjir susulan.

“Saat ini, tutupan hutan di Jawa Barat diperkirakan hanya tersisa sekitar 17 persen, jauh di bawah ambang ideal minimal 30 persen untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologi,” terang Menteri Kelautan dan Perikanan 2001–2004 itu.

Guru Besar Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB University tersebut menilai bahwa banjir tidak dapat dipandang sebagai persoalan sesaat atau musiman. Menurutnya, diperlukan pemetaan akar masalah secara menyeluruh, terutama yang berkaitan dengan degradasi lingkungan, deforestasi, dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, dinas teknis terkait, serta Komisi IV DPR RI guna memperkuat penanganan darurat sekaligus mendorong solusi jangka panjang. Sinergi tersebut dinilai krusial untuk menekan risiko bencana banjir di masa mendatang dan memulihkan keseimbangan ekologi yang terus mengalami tekanan.

Kunjungan Prof. Rokhmin Dahuri ke lokasi banjir di Cirebon bukan hanya sebagai bentuk empati kepada masyarakat terdampak, tetapi juga menjadi dorongan nyata agar penanganan bencana tidak berhenti pada solusi jangka pendek. Dengan perencanaan terpadu dan kerja sama lintas sektor, ia optimistis perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman banjir serupa di masa depan dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.

Quote