Ikuti Kami

3 Tahun di Aceh, Karakter Keislaman Jokowi Digembleng

"Selama Jokowi di sini, sering mengimami shalat Magrib. Ketika ada pembangunan mushalla, Jokowi menyumbang"

3 Tahun di Aceh, Karakter Keislaman Jokowi Digembleng
Ayah angkat Presiden Jokowi, H. Nurdin Aman Thursina

Takengon, Gesuri.id - H. Nurdin Arman Tursina, ayah angkat Presiden Jokowi ketika 3 tahun di Aceh. Seorang Imam masjid di Kampung Bale Atu, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Takengon, Aceh Tengah.

 

Dalam perantauannya dari Solo ke Aceh, Jokowi memilih seorang ayah angkat yang alim, guru ngaji dan menjadi teladan bagi masyarakat di kampung.

 

Jokowi lajang, tak lama lulus kuliah dari Fakultas Kehutanan UGM langsung bekerja di perusahaan kertas milik BUMN, PT Kertas Kraft di Takengon, Aceh.

Semasa tinggal di Aceh, karya dan pengabdian Jokowi masih terlihat jelas. Diantaranya masjid kampung yang pembangunannya turut disumbangnya dan asrama karyawan PT KKA (Persero).

Sabtu pagi (9/3/2019), rombongan Safari Kebangsaan PDI Perjuangan dan Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH. Ma'ruf Amin yang dipimpin Sekjen PDI Perjuangan yang juga Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto menyambangi rumah sederhana milik H. Nurdin Aman Thursina, ayah angkat Presiden Jokowi.

Di rumah berukuran tak lebih dari 100 meter persegi itu bisa dibilang tergolong sederhana. Jalan di sepanjang gang rumahnya belum diaspal. Padahal bisa saja sang ayah angkat meminta menjadikan rumahnya lebih mewah. Namun, sama seperti Jokowi yang sederhana, H. Nurdin sering menolak pemberian Jokowi.

Kepada wartawan yang ikut dalam rombongan Safari Kebangsaan beserta sejumlah utusan khusus Cawapres 01 Kiai Ma'ruf Amin seperti KH. Lukmanul Hakim, Wakil Ketua MUI dan Habib Soleh Al Muhdar yang juga dulu sering bersama Gus Dur, ayah angkat Jokowi mengaku sering diberi uang oleh Jokowi hingga ratusan Juta, namun uangnya disumbangkan ke masjid.

Kakek berusia 78 tahun itulah yang dulu pernah mengajar ngaji Jokowi muda. Ia sudah paham karakter Jokowi yang sabar dan penuh tulusan serta keikhlasan dalam setiap perbuatannya, dan di dalam pergaulan sehari-hari.

"Selama Jokowi di sini, sering mengimami shalat Magrib. Ketika ada pembangunan mushalla, Jokowi menyumbang dan mengarahkan untuk bebas mengambil material dari toko bangunan dan semuanya dibayar Jokowi," ungkap H. Nurdin Aman Thursina.

Aceh menjadi saksi, seorang pemimpin berkarakter revolusioner dengan gagasan visioner serta berkepribadian Islami telah digembleng di sana. Ya, dialah Ir. Joko Widodo. Yang pada 33 tahun silam menginjakkan kaki pertama di Aceh dan selama 3 tahun menetap, berinteraksi dengan rakyat Aceh dan menggembleng dirinya dengan tradisi Ke-Islaman yang kuat, yang dipegang erat oleh masyarakat Aceh.

Wajar saja jika ayah angkatnya Jokowi sendiri marah ketika hoax dan fitnah merajalela, dan tiada henti menyerang Jokowi setiap saat. "Kalau saya di Jakarta, saya pukul Nyala-Nyala (maksudnya La Nyalla Mattaliti) di depannya langsung. Gara-gara dia isu Jokowi PKI, keturunan Tionghoa dan Nasrani tersebar. Orang gak jelas. Kalau kamu ga pilih dia (Jokowi) gak apa-apa, tapi jangan fitnah. Sering dia nyerah, kenapa sekarang minta maaf sama presiden, orang bagus presiden ini. Dia (Jokowi) maafin semuanya. Nanti kalau saya sudah mati pun kalau bisa milih, milih lagi saya. Tetap Jokowi," ungkap H. Nurdin.

Ayah angkat Jokowi itu bersaksi Jokowi sejak dulu tidak pernah marah. "Baru sekali itu saja dia marah. Baru kemerin soal lahan di Aceh Tengah 120 ribu hektar (maksudnya lahan milik Prabowo di Aceh)-Red, saya sebelumnya enggak pernah dengar Jokowi marah. Baru kali itu (marah).

 Nanti kita minta maaf sama Tuhan, barang kali dia terlanjur ngomong ya," ucap Nurdin.

Quote