Ikuti Kami

Ganjar: Fitnah itu Ibarat Sampah, Bisa Jadi Rabuk

Kabar bohong serentak menghadang Ganjar Pranowo. Hal itu lantas dianggap sampah yang lama kelamaan menjadi pupuk untuk makin bertumbuh.

Ganjar: Fitnah itu Ibarat Sampah, Bisa Jadi Rabuk
Ganjar silaturahmi dengan Ponpes Misykatul Anwar KH. Khaizul Ma'ali di Rembang

Semarang, Gesuri.id – Sebagai tokoh pemimpin dan sedang dalam masa kampanye, Calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Ganjar Pranowo sering diterpa fitnah. Kebanyakan bersliweran di media sosial. 

Ganjar mengaku, sejauh ini memang sebagai Gubernur Jateng maupun sebagai calon periode pada Pilkada serentak ini telah banyak mendapatkan kabar bohong (hoax) pada media sosial. Di mana, ada pemutarbalikkan fakta dari yang berpihak kepada rakyat malah dikatakan menindas.

"Kasus pembangunan pabrik semen di Kendeng misalnya. Katanya, Ganjar ingin menindas masyarakat dengan membangun pabrik itu," ungkap Politisi PDI Perjuangan itu ketika mengunjungi pondok pesantren (ponpes) Mansyaul Huda di Desa Seraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis (12/4).

Baca: Pembacaan Puisi Jadi Kontroversi, Ganjar Tak Khawatir

Pria dengan ciri khas rambut perak itu menjelaskan, sejatinya ia bersama jajaran Pemprov Jateng malah berpihak kepada masyarakat. Sebab, dirinya tidak akan menyetujui pembangunan pabrik, selama belum ada pemberian saham 5 persen untuk masyarakat.

Begitu pula ketika dirinya menjabat anggota Komisi II DPR. Ganjar diterpa hoax soal keterlibatannya dalam dugaan korupsi e-KTP. Padahal, dari sumber tidak jelas, dan keterangan tak benar. "Lagi, soal e-KTP, ada yang bilang Ganjar menerima suap dana. Ada BAP-nya itu, dari empat orang yang menolak pemberian dana hanya satu, Ganjar," bebernya disambut tepuk tangan para santri.

Baca: Hasto: Ada Serangan untuk Turunkan Elektabilitas Ganjar

Nah kini dia kembali diterpa hoax. Fitnah teranyar ini terkait puisi KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Ia menuturkan banyak orang menganggap puisi berjudul 'Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana' itu adalah ciptaan Ganjar Pranowo. "Sampai ada host tv nasional yang bilang saya dungu, puisi itu dungu. Setelah tahu itu puisi Gus Mus, dia minta maaf. Ya saya maafkan," akunya.

Dalam kunjungannya itu, ganjar sempat membicarakan isu hoax yang sedang gencar di masyarakat luas dengan pengasuh ponpes, KH Mathori Mansyur. Yakni, seperti pepatah mengubah kotoran menjadi emas, atau hal yang tak baik menjadi baik. "Pesan pak Kyai sangat bagus. Fitnah itu ibarat sampah yang bisa jadi rabuk (pupuk) agar kita bertumbuh," pungkas Ganjar.

Quote