Ikuti Kami

Guntur Soekarno: Pemilu 2024 Bermasalah

"Pemilu kali ini adalah pemilu yang dicurangi “ditelikung” oleh pihak-pihak tertentu sehingga hasilnya yaitu bermasalah,' kata Guntur.

Guntur Soekarno: Pemilu 2024 Bermasalah
Guntur Soekarno, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI/Pemerhati Sosial. 

Jakarta, Gesuri.id - Penulis ketika pergi ke TPS pada tanggal 14 Februari 2024 bersama istri tercinta penuh dengan rasa optimisme bahwasanya capres yang akan terpilih sesuai dengan pilihan kami berdua. 

Baca: Pesan Guntur Soekarno ke Puti: Jangan Takut Anakku

Ternyata selesai perhitungan cepat pada malam harinya karyawan penulis yang ditugaskan untuk 24 jam memantau hasil perolehan suara di TPS tempat kami mencoblos sangat jauh dari perkiraan dan analisa penulis. 

Penulis dan istri tidak habis pikir bagaimana hasilnya dapat meleset sangat jauh dari perkiraan. Langsung kami berkesimpulan bahwa pemilu kali ini adalah pemilu yang dicurangi “ditelikung” oleh pihak-pihak tertentu sehingga hasilnya yaitu bermasalah.

Jauh berbeda dengan pemilu-pemilu yang pernah berlaku di Indonesia ini untuk itu penulis segera menghubungi rekan-rekan di berbagai daerah di Jawa juga di luar Jawa ternyata hasilnya sama dan sebangun, keseluruhannya di luar perhitungan dan analisa hal ini benar-benar aneh bin ajaib apalagi apabila kita bandingkan dengan pemilu terbersih yang pernah dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 1955.

Keistimewaan Pemilu 1955

Seperti kita ketahui pemilu tahun 1955 adalah pemilu pertama yang dilaksanakan oleh pemerintah yang sejak masa kampanye, pencoblosan, perhitungan hasil benar-benar bersih dari kecurangan-kecurangan dan manipulasi dalam segala macam bentuk, kalaupun ada sangat amat minim sekali. Adapun pemenangnya adalah PNI Front Marhaenis.

Bagi penulis hal yang paling mengagumkan adalah adanya kesadaran berpolitik yang benar-benar penuh toleransi sebagaimana yang dimaksud oleh dasar negara kita Pancasila dimana demokrasi benar-benar dilaksanakan secara bijak serta berkepribadian sesuai dengan Pancasila 1 Juni 1945.

Bayangkan saja dalam masa kampanye yang penulis saksikan sendiri salah satunya yang dilaksanakan di depan Istana Merdeka yang dahulu bernama lapangan Gambir Utara sekarang Lapangan Monas massa partai yang ribuan berkumpul bersebelahan dengan massa partai lain yang ribuan juga. Dalam kampanye tersebut keduanya saling kritik saling menunjukkan kehebatan program-program mereka bila menang tanpa sedikitpun ada pertikaian maupun kegaduhan setelah kampanye usai.

Bayangkan mungkinkah dalam kampanye pemilu 2024 hal tersebut dapat terjadi?!? Mustahil karena situasi dan kondisi masyarakat indonesia sudah jauh berbeda dengan tahun 1955 paling tidak jumlah penduduknya yang kini berjumlah +287 juta orang.

Dan yang tidak kalah penting dengan hilangnya figur Bung Karno pelaksanaan pendidikan Nation and Character Building, pendidikan watak dan jiwa bangsa tidak ada lagi.

Baca: Guntur: Bung Karno Seorang Nasionalis & Patriot Sejati

Sedangkan rencana atau program apapun dari pemerintah bila tidak dibarengi terlebih dahulu dengan pendidikan watak dan jiwa bangsa yang benar-benar mantap maka program apapun akan gagal dalam pelaksanaannya.

Sejak rezim “Orde Lama” tumbang berganti dengan rezim “Orde Baru” tidak ada lagi pendidikan watak dan jiwa bangsa sehingga program-program Orde Baru yang pada dasarnya isinya baik tidak dapat terlaksana sepenuhnya bahkan nyaris gagal apalagi dengan meminta tumbal jutaan rakyat Indonesia yang tewas dibunuh oleh aparat Orde Baru dengan tuduhan komunis tanpa proses pengadilan sebagaimana yang berlaku di negara Demokrasi apapun bentuk Demokrasinya.

Apa yang harus dilakukan oleh kaum Patriotik Indonesia

Dengan adanya pemilu bermasalah terkena puting beliung maka sikap kita-kita kaum Patriotik Indonesia menunggu dahulu selesainya perhitungan yang sebenarnya sehingga tuntas.

Dari hasil tersebut barulah kita menentukan langkah-langkah yang harus diambil agar hasil pemilu benar-benar hasil yang nyata dan benar.

Pada prinsipnya kita haruslah melawan kecurangan-kecurangan yang terjadi namun penulis setuju dengan pendapat Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati bahwa kita haruslah melawan segala kecurangan-kecurangan dari manapun datangnya akan tetapi harus terstruktur dan terukur.

Jangan sekali-kali kita main hantam kromo yang hasilnya pastilah akan terjadi chaos di NKRI ini. Dan ini tidak kita kehendaki.

Selamat berjuang!

Penulis: Guntur Soekarno, Ketua Dewan Ideologi DPP PA GMNI/Pemerhati Sosial.

Quote