Ikuti Kami

Industri Berbasis Konektivitas Dongkrak Ekonomi Hingga 7%

Jokowi tak hanya memanfaatkan SDA, namun lebih kepada konsep industri yang berbasis konektivitas.

Industri Berbasis Konektivitas Dongkrak Ekonomi Hingga 7%
Ilustrasi. Presiden Jokowi Ingin Tol di Sumut Terhubung Pelabuhan dan Kawasan Industri.

Jakarta, Gesuri.id - Tim kampanye nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sanggup mencapai angka 7 persen. Demi mencapainya, diperlukan penguatan sektor industri berbasis konektivitas seperti membangun infrastruktur secara masif.

Baca: Pembangunan Ekonomi Presiden Jokowi Dijalankan dengan Cerdas

Hal itu diungkapkan Ketua Direktorat Program TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima saat ditemui di Posko Cemara, Jalan Cemara No.19, Menteng, Jakarta, Selasa (13/11).

"Konektivitas laut, udara, darat lewat perluasan jalan nasional, tol, dan kereta api. kalau dulu konsep pertumbuhan industri kan kita bikin kawasan ekonomi khusus yang berbasiskan sumberdaya setempat," ungkap Aria.

Aria menambahkan, untuk kali ini Jokowi tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam (SDA), namun lebih kepada konsep industri yang berbasis konektivitas.

Menurutnya, itu dilakukan Jokowi sebab mustahil jika ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya di daerah-daerah yang dulu menjadi beban ekonomi tanpa membangun infrastruktur. 

Politisi PDI Perjuangan itu menambahkan narasi besar yang dibangun oleh Jokowi tersebut demi mempersiapkan Indonesia ke dalam pusaran daya saing global di masa depan.

"Kita tidak bisa lagi mengembangkan industri di Papua tanpa bangun infrastruktur. Kita tidak bisa kembangkan industri di Kalimantan tanpa bangun jalan, memperbaiki dan membuat pelabuhan dan bagaimana daerah yang dulu jadi beban ekonomi seperti wilayah perbatasan sekarang justru menjadi wilayah pertumbuhan yang menghasilkan pendapatan secara nasional," paparnya.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi 5,07 persen tertinggi sejak 2014

Berdasarkan narasi besar itulah, kata Aria, bisa menambah lapangan pekerjaan, menghadirkan lebih banyak investasi di dalam maupun luar negeri, dan yang terpenting dapat meningkatkan produk domestik bruto dengan munculnya banyak industri baru.

Meskipun program dan narasi yang sudah ada ini terlihat begitu brilian, namun, Aria mengungkapkan hasilnya tentu saja tidak langsung bisa terlihat. Sebab, Ia menekankan apa yang tengah dirancang dan dikerjakan saat ini akan berdampak beberapa tahun ke depan.

"Kalau investasi itu tinggi dan kita bisa mampu menekan hal yang menyangkut impor kebutuhan bahan baku karena itu menjadi persoalan, itu tentu akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang menurut saya yakin sekali di atas 7%. Itu akan terlihat di sekitar 2023," pungkasnya.

Quote