Ikuti Kami

Sepenggal Kisah Prof Nurdin di Pondok Mertua

Sempat tak enak menumpang di rumah mertua, Nurdin Abdullah lantas mandiri dengan kerja keras dan tekun.

Sepenggal Kisah Prof Nurdin di Pondok Mertua
Nurdin Abdullah bersama keluarga/foto: beritamks.com

Makassar, Gesuri.id – Di balik ketokohan dan suksesnya calon gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor3, Prof Nurdin Abdullah ternyata ada kisah haru biru saat memulai bahtera rumah tangga. Belum mandiri setelah menikah dan harus menumpang di rumah mertua membuatnya bangkit dalam kerja keras. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal keberhasilannya.

Kisah cinta Prof Nurdin sendiri ketika masih kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) mengenal Liestiaty F yang kemudian menjadi pujaan hatinya. Lies—sapaan akrab Liestiaty—tak lain putri rektor Unhas kala itu; Prof Dr Ir Fachrudin. Setelah mempersunting Lies, bagi Nurdin punya beban tersendiri. Apalagi, dia merupakan berasal dari kalangan orang biasa saja, sehingga pasca menikah mereka menumpang tinggal di rumah sang rektor, mertua Nurdin.

(Baca juga: Program Andalan Prof Andalan Untuk Sulawesi Selatan)

Kadang kala ada rasa tak enak menggelayuti Nurdin saat berinteraksi di dalam keluarga yang masih ikut mertua. Pernah suatu kali ketika istrinya sakit, tanpa sepengetahuan Nurdin langsung dibawa ke rumah sakit dan dirawat. Padahal ketika itu Nurdin mengaku tak punya uang sepeser pun. Pertarungan bathinnya berkecamuk. Ada rasa sungkan, dan terasa tidak enak dibantu terus oleh mertua.

Karenanya, kemudian Nurdin pindah ke rumah temannya yang tak terpakai di daerah Panakukang, Makassar. Ia tidak mengontrak, tetapi rumah itu juga bukan miliknya. Ia hanya dititipi, hitung-hitung merawat rumah yang apabila dibiarkan kosong akan cepat rusak. Saat pindah, Nurdin sempat mengaku kepada mertua telah mempunyai rumah. Maksudnya agar sang mertua tak mencegahnya.

Syahdan, Nurdin bangkit dalam perekonomian. Kerja kerasnya berbuah. Ayah dari tiga anak: Putri Fatima Nurdin, M Syamsul Reza Nurdin, dan M Fathul Fauzi Nurdin ini dua periode menjadi Bupati Bantaeng (2013-2018 dan 2013–2018). Bahkan, pada Mei 2015 Nurdin menerima penghargaan "Tokoh Perubahan" dari suratkabar Republika bersama tiga pejabat daerah lainnya.

Mantan Presiden ke-3 RI, Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie sampai-sampai memberi dukungan terhadap pencalonannya. BJ Habibie bilang sosok Nurdin berpotensi memimpin bangsa ini. Sebab, Nurdin dinilai sebagai seorang pemimpin yang bekerja dengan penuh cinta.

(Baca juga: Prof Andalan Blusukan ke Kota Kelahiran Habibie)

“Kau dia sudah sukses memimpin daerahnya, berarti telah memiliki kemampuan untuk membuat suatu kebijakan untuk kepentingan lingkungan sekitar yang lebih besar jangkauannya,” tutur BJ Habibie.

Quote