Ikuti Kami

Anton Dukung Festival Seni di Goa Sunyaragi 

Festival Seni dan Budaya yang akan diadakan di Goa Sunyaragi, kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.

Anton Dukung Festival Seni di Goa Sunyaragi 
Budayawan Jawa Barat (Jabar) Anton Charliyan.

Cirebon, Gesuri.id - Budayawan Jawa Barat (Jabar) Anton Charliyan menyikapi terjadinya pro dan kontra terhadap penyelengaraan Festival Seni dan Budaya yang akan diadakan di Goa Sunyaragi, kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, baru-baru ini. 

Bersama beberapa tokoh seperti Ketua Projo Jabar Joni Hidayat, Ketua Laskar Siliwangi Cirebon Silvi P, serta sekjen Lintas Budaya Nusantara, Anton mengunjungi Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Prabu Diaz dan beberapa kerabat Keraton Kasepuhan lainnya. 

Hal itu dilakukan untuk mengecek dan memastikan tentang kebenaran berita  bahwa Goa Sunyaragi ditutup dan disegel. 

"Saya turut prihatin dengan adanya masalah internal di Keraton Kasepuhan, namun saya yakin bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik dan bijak oleh pihak keluarga Keraton sendiri," ujar Anton. 

Baca: Di Sumedang, Anton Serukan Pemajuan Budaya Nusantara

Anton menegaskan, keluarga Keraton merupakan  panutan Masyarakat yang sangat dihormati  sebagai keturunan langsung dari Kanjeng Sunan Gunung Jati. Jadi, menurut Anton, bila Keraton tidak bisa menyelesaikan masalah internal tersebut justru akan berdampak pada marwah, wibawa dan kehormatan keluarga Keraton itu sendiri. 

Kemudian, sambung Anton, untuk masalah Pagelaran Seni dan Budaya itu sendiri yang kebetulan dilaksanakan di salah satu Komplek Keraton yakni Gua Sunyaragi, mantan Kapolda Jabar itu  mengatakan, bahwa dirinya akan mendukung penuh siapapun juga  yang ingin memajukan seni dan budaya.

Dia juga berharap Pagelaran tersebut tidak dikait- kaitkan dengan masalah Internal Keraton.

"Karena pihak penyelengaranya pun bukan pihak Keraton, yakni Yayasan Media Budaya Nusantara sebagai salah satu komunitas pegiat budaya.  Pihak keraton sesungguhnya  hanya memfasilitasi tempat saja, karena dari 300 tamu undangan kehormatan, 20 sampai dengan 30 undangan yang diharapkan  hadir adalah para raja dan Sultan. Sehingga tempat yang paling cocok adalah komplek Keraton," papar Anton. 

Terlebih, sambung Anton, festival ini salah satu misinya adalah untuk mengangkat seni dan tradisi Kacirebonan serta Kasundaan secara umum. Sehingga otomatis akan meningkatkan sektor pariwisata   setempat, serta meningkatkan eksistensi Keraton  secara Nasional maupun Internasional.

Apalagi, lanjut mantan Kapolwil Priangan itu, festival ini juga telah mendapat respon positif dari Pemda Cirebon, yang menyatakan bila agenda Festival seni ini sukses akan dijadikan Agenda Tahunan Rutin Pemda Cirebon. 

"Sehingga tidak ada alasan lagi, bila ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Keraton, yang menyatakan tidak setuju. Padahal kita ketahui bersama bahwa sesungguhnya Keraton sebagai sentra adat tradisi, seni dan budaya berkewajiban paling depan untuk melestarikan seni dan budaya itu sendiri," ujar Anton. 

Justru, sambung Anton, event ini  seyogyanya dijadikan moment untuk bisa menyatukan keluarga besar Keraton Cirebon, baik Kasepuhan Kanoman maupun Kacirebonan .

Demikian juga terkait aparat terkait, Anton berharap  agar sama-sama bisa mendukung penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya ini. Dia meminta aparat untuk jangan malah terkesan ikut terbawa isu  dan mempersulit festival ini. 

"Dan Pemda serta Satgas Covid sudah memberikan izin rekomendasi untuk acara tersebut," ujar Anton. 

Anton juga mengungkapkan bahwa  Patih Sepuh Pangeran Gumelar sebagai tokoh yang dituakan di Keraton sekaligus Pemegang kewenangan  sementara operasional Gua Sunyaragi  menyatakan bahwa masalah Gua Sunyaragi sudah tidak ada lagi. Gua Sunyaragi pun sudah berjalan normal kembali seperti biasa, karena tempat tersebut adalah objek wisata sekaligus situs Budaya.

"Jadi tidak benar jika ada yang mengatakan Goa Sunyaragi disegel atau tidak beroperasi," ujar Anton. 

Baca: Anton Tegaskan Budaya Sunda Selaras dengan Ajaran Islam

Kemudian terkait akan dijadikan tempat itu sebagai tempat gelar seni dan budaya, Pangeran Gumelar mengatakan sudah memberi izin penuh 3 hari kepada pihak Panitia. Dan jika ada yang mengatasnamakan Keluarga Keraton yang tidak mendukung, sang Patih Sepuh meminta agar orang atau kelompok itu datang kepada dirinya dengan baik-baik, dan jangan berbicara terus di media massa.

"Karena hal itu tak sesuai dengan adat tradisi Keraton, yang mengutamakan,musyawarah keterbukaan dan kekeluargaan," ujar Patih Sepuh. 

Dalam pesan terakhirnya, Anton Charliyan pun menyampaikan agar semua pihak menjadikan Keraton sebagai sentra pelestarian adat tradisi, seni dan budaya yang betul-betul eksis  dan hidup.

"Bukan hanya sekedar sebuah wacana belaka, sehingga akan senantiasa jadi pendukung utama dalam setiap event pentas seni dan Budaya dimanapun berada. Karena sekali lagi, keluarga besar keraton merupakan panutan, yang senantiasa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat dalam bersikap, bertindak dan berperilaku. Terutama dalam rangka membangun adat ,tradisi, seni dan budaya, yang mampu mengokohkan rasa persatuan dan kesatuan,  kerukunan dan  kekeluargaan, serta jiwa militansi dan soliditas yang tidak mudah dipecah belah," ujar Anton.

Quote