Tasikmalaya, Gesuri.id - Budayawan Sunda sekaligus Tokoh Masyarakat Tasikmalaya, Anton Charliyan mengharapkan Tasikmalaya sebagai pusat produksi busana dan kerajinan bordir di Jawa Barat (Jabar), bisa menjadi salah satu sentra produksi maupun model busana muslim Nusantara, bahkan Dunia.
Anton mengungkapkan, hal itu bisa diwujudkan melalui pemberdayaan ekonomi kreatif yang ada di Pesantren-pesantren. Hal itu juga bisa menjadi solusi nyata dalam rangka pemulihan ekonomi dimasa pandemi Covid 19 ini.
Baca: Anton Charliyan Ungkapkan Program Sejuta Media Online
Hal tersebut diungkapkan Anton dalam sebuah pertemuan yang digelar di kediaman nya di Tasikmalaya, Jumat (17/9). Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Koordinator Produk Kreatif Ditjen PEN Kementerian Perdagangan (Kemendag) Hamidi, Ketua Persatuan Santri Nusantara Ustad Asep S, Ketua Koperasi Ponpes Suryalaya KH Ahmad, serta Koperasi Perikanan Majalengka Krispol dan Koperasi Nelayan Sukabumi H Nandang.
"Untuk itu Tasikmalaya harus mulai mempersiapkan diri menuju kearah itu. Dan Pemerintah melalui Kemendag akan mendukung sepenuhnya program Indonesia menjadi Kiblat Busana Muslim Dunia, dimana yang akan dikedepankan adalah Tasikmalaya," ujar Anton, yang juga Sesepuh Dewan Penasehat Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Wilayah Jabar.
Anton mengungkapkan, dalam silaturahmi dan pertemuan terbatas tersebut juga disampaikan masalah-masalah seperti kesulitan untuk mendapatkan perizinan eksor serta jaringan marketing yang berkesinambungan.
Baca: Anton Charliyan Pimpin Upacara HUT RI Kabuyutan Galunggung
Adapun Hamidi menitik-beratkan program saat ini sebagai upaya membangun ekonomi kerakyatan Pesantren. Dan ekonomi kerakyatan Pesantren itu akan lebih di fokuskan di bidang produk dan fashion busana Muslim.
Dengan begitu, kedepannya Indonesia diharapkan bisa menjadi kiblat Pakaian Muslim Dunia.
"Dan Tasikmalaya merupakan salah satu produsen terbesar Busana muslim, dengan ciri khas bordir nya yang halus dan sudah terkenal ke mancanegara," ujar Hamidi.