Jakarta, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli mengungkap deretan hoaks dan fitnah yang kerap disebarkan buzzer terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Ia menyebut serangan tersebut bukan fenomena baru, melainkan bagian dari upaya sistematis untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap Presiden Kelima Republik Indonesia itu.
Hal ini disampaikan Guntur dalam program Dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (4/11/2025).
“Ibu Megawati yang difitnah marah kepada Menteri Keuangan Purbaya, itu hoaks yang sekarang beredar dan disebarkan oleh buzzer,” ujar Guntur.
Ia juga mencontohkan berbagai fitnah lain yang sebelumnya sempat beredar, seperti tudingan bahwa Megawati dipanggil oleh Prabowo Subianto terkait kasus korupsi, atau bahkan oleh KPK, hingga disebut sebagai dalang di balik demonstrasi pada akhir Agustus lalu.
“Kalau kita cek di Google, banyak sekali hoaks yang disebarkan oleh buzzer terhadap Ibu Megawati Soekarnoputri dan PDI Perjuangan,” tegasnya.
Menurut Guntur, pernyataan Megawati soal bahaya buzzer belakangan ini muncul justru karena beliau sendiri menjadi korban langsung dari praktik keji tersebut.
“Apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati terkait fenomena buzzer yang berbahaya itu sangat relevan. Buzzer menyebarkan kebohongan, melakukan pembunuhan karakter, memecah belah, dan mengadu domba masyarakat. Ibu Megawati sendiri adalah target utama dari serangan semacam itu,” ungkap Guntur.
Guntur menambahkan, dari hasil pemantauan internal PDI Perjuangan, hampir seluruh hoaks terhadap Megawati dan partai bersumber dari media sosial.
“Karena kami rutin memberikan laporan pemantauan media dan media sosial ke internal partai, termasuk daftar hoaks yang menyerang Ibu Ketua Umum, Mbak Puan sebagai Ketua DPR, Sekjen, dan seluruh jajaran partai,” jelasnya.
Ia menilai, fenomena buzzer dan penyebaran hoaks ini merupakan bentuk degradasi etika politik dan ancaman nyata bagi demokrasi. “Kalau politik dibangun di atas fitnah dan kebohongan, maka kebenaran dan keadilan akan dikorbankan,” tutup Guntur.
















































































