Ikuti Kami

Rocky Gerung Pintar di Mulut Dangkal Pemikiran, Rendah Moral

“Pernyataan Rocky Gerung justru membodohi diri sendiri. Dalam budaya timur, semakin pintar seseorang, semakin rendah hati dan santun".

Rocky Gerung Pintar di Mulut Dangkal Pemikiran, Rendah Moral
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangsel Wanto Sugito.

Tangsel, Gesuri.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangsel Wanto Sugito mengatakan tuduhan Rocky Gerung terhadap Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, justru membodohi diri sendiri. 

Baca: Hasto: Perkuat Demokrasi Pancasila Lahirkan Pemimpin Bangsa

Ia menegaskan dalam budaya timur, semakin pintar seseorang, semakin rendah hati dan santun.

“Rocky ini sesuai namanya hanyalah petinju intelektual, yang mengomersialkan pemikirannya, bukan menggunakan pemikiran bagi peningkatan peradaban bangsa,” ujarnya, Sabtu (16/10), menanggapi enteng tuduhan Rocky Gerung yang mengatakan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo itu bodoh hanya karena tidak mengungkapkan berbagai diksi dalam the new grammar of world's politic. 

Wanto yang juga Ketua Umum Repdem menegaskan bahwa Rocky Gerung memang pintar di mulut, namun dangkal di pemikiran, dan rendah kebijaksanaan. 

Rocky Gerung.

“Diksi yang dipakai Rocky Gerung untuk mengukur kepintaran itu dari Barat. Indonesia jauh lebih maju. Diksi kolaborasi itu kalah dengan gotong royong. Gender equality itu kalah dengan prinsip kebangsaan yang menjadi jiwa semangat persatuan," jelas Wanto. 

Menurutnya, dalam prinsip kebangsaan tidak hanya gender yang setara, tetapi suku, agama, status sosial, semua warga negara setara. 

"Jadi Indonesia jauh lebih maju pemahaman politiknya. Apalagi urusan human right, Indonesia lebih maju dari Piagam PBB karena kemerdekaan Indonesia itu untuk membangun dunia yang bebas dari segala penjajahan,” tandas Wanto. 

Baca: PDI Perjuangan: Selamat Atas Pelantikan Dewan Pengarah BRIN

Untuk itu Wanto menekankan atas berbagai kedalaman alam pikir dalam diksi politik di Indonesia tersebut, nampak yang tidak paham itu justru Rocky Gerung. 

"Jadi Rocky sebaiknya menjadi petarung intelektual saja, pesilat kata-kata. Karena itulah melihat Rocky Gerung jangan gunakan etika, dan moral. Apalagi kebijaksanaan. Kata-kata Rocky Gerung itu penting untuk menggambarkan kehadiran benalu dalam politik,” pungkasnya. 

Quote