Ikuti Kami

Undang Reaksi, Ini Cuitan Budiman Sudjatmiko Soal Awkarin

Kebaikan harus sensasional tapi yang lebih penting juga esensial. Tak cukup salah satu.

Undang Reaksi, Ini Cuitan Budiman Sudjatmiko Soal Awkarin
Influencer Awkarin - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.

 Jakarta, Gesuri.id - Politikus Budiman Sudjatmiko turut menjadikan selebgram bernama lengkap Karin Novilda itu sebagai sebuah contoh terkait makna sensasi dan esensi.

Pada Minggu (13/10), Budiman Sudjatmiko membandingkan Awkarin dengan Tri Mumpuni. "Dua contoh kebaikan oleh dua perempuan: 1. Awkarin dan 2. Tri Mumpuni. Yang pertama basisnya sensasi, yang ke-2 esensi," tulis Budiman.

Baca: Soal Gerindra, Jokowi Jangan Terjebak Pada Pamrih Politik

"Kebaikan harus sensasional tapi yang lebih penting juga esensial. Tak cukup salah satu. Budaya kita lebih suka yang pertama, meski tubuh kita butuh yg kedua," tulis Budiman Sudjatmiko di akun Twitternya.

Sosok Awkarin memang aktif di berbagai kegiatan sosial. Baru-baru ini, ia memberikan bantuan kepada seorang sopir ojek online yang kehilangan sepeda motornya.

Upaya baik Awkarin ini menuai berbagai respons di media sosial. 

Lalu, cuitan Budiman tersebut mengundang banyak reaksi. Ada yang menganggap Budiman Sudjatmiko merisak Awkarin karena dianggap mencari sensasi dengan melakukan perbuatan baik, ada juga yang menganggap Budiman tidak sensitif gender karena membandingkan dua perempuan seperti mengadu domba sesama perempuan.

Tak luput juga sudut pandang bahwa yang disampaikan Budiman Sudjatmiko itu biasa saja dan tiada maksud membandingkan. Budiman pun menjelaskan apa yang dia maksud dengan contoh pertama dan contoh kedua, antara sensasi dengan esensi.

Budiman mengatakan, makna esensial adalah untuk orang-orang yang mengubah nasib banyak orang secara mendalam. Sedangkan sensasional lebih untuk menginspirasi banyak orang. 

"Yang esensial mengubah nasib banyak orang dengan mendalam tapi jumlah yang terdampak lebih sedikit daripada dampak tindakan kebaikan sensasional," tulis Budiman.

Sementara kebaikan sensasional menginspirasi jauh lebih banyak orang tapi dangkal dampaknya. "Yang esensial itu sumur, ia dalam tapi tak lebar. Yang sensasional itu air menggenang, ia lebar tapi dangkal," tulis Budiman. 

"Cuma samudera yang esensial dan sensasional. Ia kekal dan dikenal karena dalam sekaligus lebar. Peradaban manusia harus diarahkan ke keseimbangan ini agar adil."

Baca: Jokowi Ingin Kabinet Profesional. Ini Kans Ilham Habibie

Awkarin mengetahui cuitan Budiman Sudjatmiko perihal esensial dan sensasional, lalu turut berkomentar. Menurut Awkarin, menjadi sebuah kehormatan jika bisa bertemu dengan Budiman untuk membahas apa yang bisa dilakukan bersama untuk kesejahteraan Indonesia.

"Yuk pak, membahas apa yang bisa kita bantu untuk negara ini," tulis Awkarin di akun Twitternya. Warganet mendukung kolaborasi Awkarin dengan Budiman Sudjatmiko ini. Tinggal menunggu waktu saja.

Quote