Ikuti Kami

Konsep Islam Nusantara Bung Karno

Oleh Direktur Eksekutif Aliansi Indonesa Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi.

Konsep Islam Nusantara Bung Karno
Direktur Eksekutif Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Hasibullah Satrawi

Soekarno atau yang akrab disebut Bung Karno, bukan saja sebagai Bapak Proklamator Indonesia atau pun Presiden pertama Republik Indonesia, ia juga merupakan sosok yang menghadirkan Islam Nusantara yang berkemajuan melalui Pancasila.

Bung Karno dengan pemikirannya yang spektakuler mampu menyatukan Indonesia yang beragam suku, agama, ras dan antargolongan menjadi satu dalam negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Pancasila dan menjadi negara yang besar, demokratis, toleran serta rukun.

Penduduk Indonesia dihuni oleh orang yang mayoritas muslim, di sinilah letak pemikiran Bung Karno yang mampu menghadirkan Islam Nusantara, pasalnya Bung Karno sendiri adalah seorang yang nasionalis, namun beliau juga sangat memahami Islam.

Kemerdekaan Indonesia saat ini merupakan peran besar Bung Karno dalam perjuangannya masa itu. Jadi, jangan pernah dibayangkan bahwa, Indonesia lahir dari orang yang tidak paham agama. Karena Bung Karno adalah sosok nasionalis yang sangat memperhatikan aspek-aspek Islam atau yang lebih ia sebut sebagai Api Islam, bahkan ruh Islamnya serta amal Islamnya sangat mengagumkan.

Butir-butir Pancasila lahir di bawah Pohon Sukun di Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, yang saat ini dinamai dengan 'Taman Perenungan Bung Karno'. Saat di Ende, Bung Karno banyak melakukan diskusi keagamaan dengan masyarakat sekitar. Dari situlah ia kemudian merenungkan pemikirannya, dan ia menemukan lima mutiara yang kemudian diracik menjadi sebuah konsep yang disebut Pancasila.

Jika bukan dari perjuangan Bung Karno dalam menggali Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya, mungkin bisa saja Negara Indonesia tidak akan terbentuk. Bahkan bisa saja terbelah-belah menjadi negara sendiri-sendiri. Biasa saja daerah dengan suku yang berbeda, ras yang berbeda, itu menjadi negara secara terpisah. Misalnya Sumatra sendiri, Kalimantan sendiri, Jawa sendiri, hal itu bisa saja terjadi jika Bung Karno pemikirannya tidak universal.

Dengan pemikirannya yang universal itu, Bung Karno mampu meyakinkan tokoh-tokoh Islam pada saat itu, untuk tidak menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Karena, di dalamnya terdapat rakyat yang memeluk agama selain Islam, dan mereka ikut berjuang untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Di situlah para tokoh agama pun tidak mempersoalkannya, akan menjadi negara Islam maupun NKRI, yang terpenting di dalamnya ada norma Keislamannya.

Saat itu pula para tokoh Islam menyadari, dalam Alquran, tidak ada satu ayat pun yang secara eksplisit menyebut bahwa umat Islam harus mendirikan negara Islam.

Dengan fakta-fakta itu, sekali lagi, jangan dipahami bahwa, Indonesia itu dibangun oleh orang yang tidak mengerti tentang agama. Namun sebaliknya yang harus dipahami adalah Indonesia terbentuk dari para tokoh-tokoh perjuangan pergerakan kemerdekaan yang sangat memahami agama dan keberagaman.

Quote