Ikuti Kami

Adi Sutarwijono Ajak Ajak Sarinah Kota Surabaya Doakan Megawati Pimpin PDI Perjuangan Lagi

Adi Sutarwijono memberikan apresiasi atas inisiatif pendirian komunitas Sarinah, karena bertepatan dengan peringatan Halah Pancasila.

Adi Sutarwijono Ajak Ajak Sarinah Kota Surabaya Doakan Megawati Pimpin PDI Perjuangan Lagi
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono.

Jakarta, Gesuri.id - Bertepatan dengan dimulainya Bulan Bung Karno yang diperingati setiap Juni, sejumlah kader perempuan di Surabaya membentuk komunitas baru bernama Sarinah. 

Koordinator komunitas Sarinah, Norma Yunita menjelaskan, komunitas ini lahir sebagai wadah bagi aktivitas kaum perempuan nasionalis yang berjiwa kerakyatan serta memperjuangkan kemajuan perempuan di Surabaya.

"Hari ini, 1 Juni 2025, kita menandai terbentuknya komunitas Sarinah, yang mewadahi aktivitas kaum perempuan nasionalis, berjiwa kerakyatan dan memperjuangkan kemajuan nasib kaum perempuan di Surabaya," kata Norma dalam keterangan yang diterima detikJatim. 

Acara peresmian komunitas ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, yang kemudian diserahkan kepada Norma Yunita didampingi Warti. Nama Sarinah diambil dari sosok pengasuh Bung Karno yang dikenal mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta kasih kepada wong cilik.

Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029

Adi Sutarwijono memberikan apresiasi atas inisiatif pendirian komunitas Sarinah, terlebih karena bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila sekaligus awal Bulan Bung Karno.

"Bulan Juni menjadi istimewa untuk meresapi perjalanan hidup Bung Karno sekaligus ajaran-ajarannya. Pertama, 1 Juni, kita memperingati Hari Lahir Pancasila. Tanggal ini mengambil momentum penyampaian pidato Bung Karno tentang konsepsi Pancasila di sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945," kata Adi.

Selain itu, Adi menyebut bahwa 6 Juni 1901 diperingati sebagai hari lahir Bung Karno di Jalan Pandean Gang 4 Kota Surabaya, kota yang menjadi saksi kelahiran pemimpin besar bangsa yang dijuluki Putra Sang Fajar.

"Surabaya menjadi tempat menuntut ilmu di sekolah menengah dan digembleng jiwa pergerakan, ketika indekos di rumah HOS Tjokroaminoto, di kawasan Peneleh. Surabaya juga disebut Bung Karno sebagai dapurnya nasionalisme," lanjutnya.

Adi juga mengingatkan bahwa 21 Juni 1971 menjadi momen Bung Karno wafat. Beliau meninggal di Jakarta dan dimakamkan di Bendogerit, Kota Blitar.

"Bung Karno telah mewariskan ajaran-ajaran besar, meninggalkan keteladanan bagi kita semua, dan juga semangat juang yang tidak pernah padam," kata Adi.

Baca: Ganjar Ungkap Hal Ini Akan Usulan Solo Jadi Kota Istimewa

Dalam kesempatan itu, Adi menegaskan pentingnya peran Kota Surabaya dalam sejarah perjuangan Bung Karno dan Megawati Soekarnoputri. Salah satunya saat Kongres Luar Biasa (KLB) PDI pada Desember 1993 di Asrama Haji Sukolilo, di mana Megawati secara de facto menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PDI, sebelum kemudian partai tersebut menjadi PDI Perjuangan pada 1999.

"Sebentar lagi, PDI Perjuangan akan menggelar Kongres VI. Kita doakan Ibu Megawati Soekarnoputri kembali memimpin PDI Perjuangan," ajak Adi.

Adi menyampaikan di hadapan kader Sarinah, bahwa PDI Perjuangan telah banyak melahirkan pemimpin perempuan hebat. Mulai dari Wakil Presiden dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR RI dua periode, Puan Maharani hingga Wali Kota Surabaya dua periode, Tri Rismaharini.

"Dari PDI Perjuangan telah melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan yang hebat, yang bekerja tidak saja untuk mengangkat harkat martabat kaum perempuan, terlebih untuk kesejahteran rakyat terutama bagi wong cilik," tutup Adi.

Quote