Ikuti Kami

Flamboyan Itu Menyatukan Elite Politik di Tengah Perpecahan

Iis: Kepergian Bu Ani berhasil mempersatukan para elite politik di tengah terancamnya perpecahan bangsa.

Flamboyan Itu Menyatukan Elite Politik di Tengah Perpecahan
Kader PDI Perjuangan, Iis Sugianto, saat bersama warganya. (Foto: Dok. Pribadi)

Jakarta, Gesuri.id -     Kembang Merah di ujung kota
                    Menunggu sapa angin utara
                    Atau langkah kuda penarik kereta 
                    Pembawa berita Dan simponi cinta
                    Flamboyan, kaulah yang dirindukan 
                    Sang pengembara 
                    Yang menapaki harinya tanpa huru-hara
                    Hingga puncak almamater para ksatria
                    Jika bungamu jatuh berguguran
                    Dalam semerbak wangi sinar pesona
                    Kau ucapkan selamat datang
                    Pada pengembara berpedati tua
                    Yang tak henti berucap bahagia
                    Karena perjalanan panjangnya tak sia-sia
                    Berakhir di batas kota

Itulah syair puisi 'Flamboyan' karya SBY di tahun 1975 untuk istri tercintanya yang terbukti setia mendampinginya hingga akhir hayat. Kristiani Herrawati atau yang dikenal dengan Ani Yudhoyono. 

Seperti diketahui Ibu Negara Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu telah meninggalkan kita semua pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura atau 10.50 WIB, di National Univercity Hospital, Singapura.

Namun, Flamboyan itu tetap ada... tetap ada dan abadi di hati seluruh rakyat Indonesia. Flamboyan dengan segudang prestasi itu tak hanya bersemi sepanjang hidupnya, namun hingga di akhir hayatnya pun, Flamboyan itu tetap abadi membawa kedamaian, kesejukan dan persatuan.

Itu dibuktikan dengan kekompakan para tokoh bangsa dan petinggi negara yang nampak hadir di pemakaman Ibu Ani di TMP Kalibata. Salah satu yang ditunggu-tunggu adalah kehadiran Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. 

Megawati datang didampingi oleh putrinya yang juga Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pramono Anung, dan Sekretaris Jendral PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Megawati mengenakan pakaian berwarna hitam dan selendang batik berwarna cokelat. 

Sebelumnya, banyak beredar kabar tentang renggangnya hubungan Megawati-SBY yang dimulai sejak Megawati menjabat sebagai kepala negara. Hubungan keduanya pun kabarnya hingga kini masih sangat dingin.

Namun sesaat setelah peti jenazah Ani Yudhoyono tiba, Megawati menyalami SBY sembari tersenyum hangat sebagai tanda duka cita. Di sana, tak nampak keduanya seperti memiliki masalah. Keduanya justru terlihat akrab. Nampak Megawati pun duduk tak jauh dari SBY.

Baca: Senyum Hangat Megawati Untuk SBY
  
Bahkan Kader PDI Perjuangan, Iis Sugianto kepada Gesuri, Senin (3/6), tak sanggup mengungkapkan perasaan gembira sekaligus terharunya. Menurutnya, tak hanya semasa hidupnya saja Ibu Ani banyak berjasa bagi bangsa dan negara ini.

Namun. lanjut Iis, saat kepergiannya pun Ibu Negara dari Presiden ke-6 RI itu berhasil mempersatukan para elite politik di tengah terancamnya perpecahan bangsa ini akibat isu people power yang digencarkan oleh kalangan elite politik lainnya.   

"Ibu Ani selalu dalam pengabdian hingga wafatnya. Semua seperti sudah diatur Allah kepergiannya bisa mempersatukan suatu hubungan yang tadinya dingin menjadi cair dan akhirnya semua melepaskan ego-nya untuk kembali kepada kebaikan. Saya yakin itu bukan suatu kebetulan," ungkap Srikandi Banteng yang juga penyanyi senior cantik itu. 

Terlebih lagi, Iis melanjutkan, semua ini terjadi di bulan Ramadhan, bulan pengampunan, dimana, ujarnya, kepergian Ibu Ani di bulan suci bisa mempersatukan kembali dua kubu yang tadinya dingin, sehingga menjadi suatu momen yang indah dibalik kesedihan bangsa ini akan kehilangan seorang sosok perempuan teladan dan aset bangsa yang sangat luar biasa. Itulah, kata Iis, hal yang harus selalu disyukuri dan merupakan anugerah Allah SWT.

Lebih lanjut Iis mengatakan ia sangat lega sekaligus bangga kepada Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, sebuah partai yang besar dan amat dicintai rakyat Indonesia. Ibu Mega, ujarnya, layak menjadi panutan bagi elite politik lainnya. "Saya bangga sama Bu Mega, saya yakin banyak yang lega dan bahagia melihat kejadian tersebut," ungkap Iis.

Soal ketidakhadiran beberapa elite politik koalisi Demokrat di kubu 02 Prabowo-Sandi, seperti Amien Rais dan perwakilan dari partai Gerindra, partai Berkarya, serta lainnya, Iis menyayangkan sebab ini merupakan momen yang bagus untuk menunjukkan sikap yang baik. 

"Semoga rakyat bisa melihat pemimpin yang pantas menjadi pemimpin, yang bisa bersikap arif dalam keadaan sedih maupun senang. Yang teguh pada kebenaran dan yang tidak mengedepankan ego saja," Iis menegaskan. 

Dedikasi Ani Yudhoyono

Saat memberikan sambutan di pemakaman Kristiani Herrawati binti Sarwo Edhie Wibowo atau lebih dikenal dengan Ibu Ani Yudhoyono, Presiden Jokowi menyampaikan Ibu Ani Yudhoyono sepanjang hayatnya mendedikasikan hidup pada nilai-nilai kemanusiaan.

“Almarhumah aktif dalam memberantas buta huruf, mengembangkan kerajinan nasional, memberdayakan dan menyejahterakan keluarga, terutama kaum perempuan dan anak-anak,” tutur Presiden.

Presiden juga menyampaikan almarhumah juga aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, budaya, dan meningkatkan kepedulian kepada masyarakat di daerah-daerah bencana, daerah konflik, dan daerah perbatasan.

Baca: SBY Berduka, Empati Prabowo-Sandi Dipertanyakan

“Atas jasa dan pengabdiannya yang besar kepada bangsa dan negara, Pemerintah Indonesia pada tahun 2011 menganugerahkan Bintang Maha Putra Adi Pradana kepada almarhumah,” jelas Presiden ke-7 RI itu.

Di akhir sambutan, Presiden mengajak semua untuk melepas kepergian Ibu Ani Yudhoyono menghadap Allah SWT dengan tenang dengan diiringi doa. “Semoga Allah SWT berkenan menerima amal ibadah almarhumah dan mengampuni segala khilaf dan salah beliau. Flamboyan telah pergi namun akan tetap hidup di hati kita semuanya, rakyat Indonesia yang mencintainya,” pungkas Presiden.

Sebagai informasi, iring-iringan jenasah almarhumah Ibu Ani Yudhoyono tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional sekitar pukul 14.20 WIB. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Presiden ke-3 RI BJ. Habibie, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-11 Boediono, Ibu Sinta Nuriyah, dan para Kepala Lembaga Negara serta para Menteri Kabinet Kerja.

Quote