Ikuti Kami

Henry Yoso: Upaya Cegah Peredaran Gelap Narkoba Gagal

Henry: Ternyata kita gagal dalam upaya mencegah masuknya narkoba ke wilayah NKRI.

Henry Yoso: Upaya Cegah Peredaran Gelap Narkoba Gagal
Pendiri Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) H. KRH. Henry Yosodiningrat yang juga Politisi PDI Perjuangan (paling kiri) di di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/8). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Pendiri Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) H. KRH. Henry Yosodiningrat yang juga Politisi PDI Perjuangan menyebut upaya untuk mencegah masuknya narkoba ke wilayah Indonesia telah gagal dilakukan. Pasalnya, narkotika dan obat-obatan terlarang bukan saja kian marak, tapi sudah sampai di kalangan masyarakat.

"Mohon maaf, saya katakan apa adanya, ternyata kita gagal dalam upaya mencegah masuknya narkoba ke wilayah NKRI," ungkap Henry di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).

Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, peredaran narkoba sudah sampai di kalangan masyarakat. Dia menambahkan ancaman terhadap keberlangsungan bangsa dari peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak lepad dari empat persoalan utama.

Pertama, kata Henry, adalah upaya mencegah masukanya narkoba dari luar ke wilayah Indonesia. Dia mengatakan, semua obat-obatan terlarang berasal dari luar kecuali ganja yang memang tumbuh di Aceh.

"Karena upaya mencegah masuknya narkoba ke wilayah NKRI gagal, maka masalah kedua itu memberantas peredaran gelap narkoba," kata Henry.

Henry mengatakan upaya memberantas pun bisa dikatakan gagal, pasalnya narkoba sudah sampai ke tangan pemakai. Karena sudah beredar dan mudah sekali diperoleh khususnya dari kalangan generasi muda, maka masalah ketiga adalah mencegah penyalahgunaan di semua kalangan.

"Sekali lagi saya minta maaf, kita gagal lagi di sini, dari pada kita katakan sukses, tapi ternyata kita melakukan pembohongan publik," ucap Henry.

Menurutnya, indikasi kegagalan dalam mencegah penyalahgunaan akhirnya menimbulakan banyaknya korban. Karena kegagalan itulah, maka korban harus menajalani rehabilitasi. Itu pun menurutnya gagal dilakukan.

"Kenapa kita gagal rehab? Ada indikasi bahwa 80 persen dari meraka yang sudah menjalani rehab, ada indikasi mereka itu rileks, tingkat candunya tinggi sekali," papar Henry.

Henry mengatakan persoalan narkoba tidak bisa tuntas jika hanya dibahas dalam forum singkat. Oleh karenanya, dia mendorong masyarakat dan semua pihak yang terkait untuk fokus pada upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Menurutnya, jika upaya pencegahan berhasil dilakukan tanpa mengesampingkan upaya-upaya lainnya, maka kalaupun narkoba diedarkan secara gelap bahkan dibagikan secara cuma-cuma, setiap orang akan menolak.

"Karena dia sudah memahami, sudah mendapat pembekalan terkait upaya untuk pencegahan," pungkasnya.

Quote