Ikuti Kami

Megawati Tawarkan Musyawarah Mufakat untuk Perdamaian Korea

Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya menjadi jalan yang sebaiknya ditempuh dalam mendorong perdamaian di Korea.

Megawati Tawarkan Musyawarah Mufakat untuk Perdamaian Korea
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri saat berpidato di DMZ International Forum on the Peace Economy, Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8).

Seoul, Gesuri.id - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri menawarkan Pancasila dengan musyawarah dan mufakatnya menjadi jalan yang sebaiknya ditempuh dalam mendorong perdamaian Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) yang lebih baik.

Hal tersebut dia sampaikan dalam pidatonya di DMZ International Forum on the Peace Economy, Hotel Lotte Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8).

Baca: Megawati dan Pesan Perdamaian Dunia

"Dalam forum ini pun saya menawarkan kembali metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila, yaitu Musyawarah dan Mufakat. Saya sangat berharap, setelah perdamaian Semenanjung Korea tercapai, dapat segera tercapai pula sebuah kesepakatan baru, yang diikuti langkah-langkah konkret kerjasama antar dua negara," ujar Megawati.

Megawati menunturkan bahwa musyawarah mufakat adalah suatu metode komunikasi politik yang membuka ruang dialog terbuka tanpa hasrat dominasi terhadap pihak lain. Tema-tema yang telah disepakati, lalu dibicarakan tidak dengan paradigma mayoritas dan minoritas.

"musyawarah mufakat adalah prinsip demokrasi yang terkandung dalam Pancasila, Ideologi Bangsa dan Dasar Negara Indonesia. Lima prinsip yang menjadi penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu; Ketuhanan Yang Maha Esa, nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial," papar Megawati di hadapan ratusan lebih hadirin peserta acara.

Megawati mengatakan, metode demokrasi yang ada di dalam Pancasila adalah Musyawarah dan Mufakat yang  membuka dialog terbuka tanpa dominasi. Metode itu juga mendorong pencapaian satu kesepakatan, yang di dalam kesepakatan itu terpatrikan keputusan politik tindakan afirmasi negara kepada rakyat.

"Terutama bagi kelompok yang termarginalkan akibat sistem politik yang ada. Bukan suatu hal yang mudah untuk dijalankan, tetapi bukan berarti tidak mungkin," ujar Megawati.

Sementara Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak Yeon, dalam pernyataannya melalui rekaman video mengakui topik pembahasan di DMZ adalah hal menarik. Sebab Korut dan Korsel sudah mengalami konflik lebih dari 70 tahun. Dan akhir-akhir ini ada perubahan lebih baik.

"Memang belum sempurna tapi perdamaian sudah dimulai," kata Lee Nak Yeon.

Yang terlihat adalah zona demiliterisasi Korea (Korean Demilitarized Zone/DMZ) yang merupakan wilayah terdepan dari konflik kedua negara. Sekarang wilayah itu perlahan sudah menuju zona damai. Berbagai langkah terus dilakukan. Perubahan-perubahan ke arah lebih baik juga berjalan.

"Memang jalan menuju perdamaian tak mulus. Tapi kita punya tujuan sama menuju perdamaian, karena hanya dengan itulah kita mencapai kesejahteraan bersama," kata Lee Nak Yeon.

Baca: Megawati Harap Perdamaian Dua Korea Makin Kuat

Untuk diketahui, Megawati menjadi salah satu pembicara utama bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia.

Forum Internasional DMZ untuk Ekonomi Damai itu diselenggarakan oleh The Korean Institute for International Economy Policy (KIEP) dan National Research Council for Economics, Humanities, and Social Sciences (NRC). Tema forum adalah 'ekonomi damai dan kesejahteraan di Semenanjung Korea dan sekitarnya'.

Quote