Ikuti Kami

Partai Perlu Gugat Ujaran Bernada Provokatif

PKI-nya sendiri sudah sekian lama almarhum. Dasar ideologi PDI Perjuangan adalah Pancasila yang jelas berbeda dengan komunisme

Partai Perlu Gugat Ujaran Bernada Provokatif
Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira

Jakarta, Gesuri.id - Menanggapi Pernyataan PDI Perjuangan menampung eks- PKI, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan, ucapan ini provokatif perlu digugat karena bisa membuat suasana chaos di tahun politik.

“Saya kira partai perlu menggugat ujaran-ujaran yang bernada provokatif, dan menyebarkan kebohongan publik,” kata Andreas saat dihubungi, Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini, orang yang mengkaitkan partai berlambang Banteng dengan PKI kurang waras secara sosial. Tambahnya, mungkin juga beliau lupa-lupa ingatan. Darimana dia dapat angka 15 juta orang PKI di PDI Perjuangan.

 “PKI-nya sendiri sudah sekian lama almarhum. Dasar ideologi PDI Perjuangan adalah Pancasila yang jelas berbeda dengan komunisme,” tegasnya.

Andreas juga menjelaskan, tiap tahun sejak 2011 antara PDI Perjuangan dan Partai Komunis Cina (PKC) memang ada program pertukaran kunjungan, artinya ada delegasi PDI Perjuangan berkunjung ke China, begitupun delegasi PKC berkunjung ke Indonesia. 

“Hal ini dilakukan oleh PKC juga dengan beberapa partai besar di Indonesia, jadi bukan hanya dengan PDI Perjuangan,” ungkap Andreas.

Juga dalam hubungan internasional, bukan lagi hanya negara satu-satunya aktor dominan, namun aktor lain termasuk Parpol juga ikut memainkan peran di dalam menjalankan kerjasama antar komunitas masyarakat dunia.

“Program kerjasama dan pertukaran ini dilakukan juga oleh PDI Perjuangan dengan partai-partai liberal Demokrat Asia, Partai Buruh Australia, juga dengan fondation atau yayasan partai dari Jerman seperti Friedrich Neuman Fondation (FNF),” jelas Andreas.

Andreas menyampaikan agar pak (KZ) harus lebih banyak belajar, buka mata, telinga sehingga pikiran juga terbuka. Bahwa kita hidup di abad 21 dekade kedua, bukan lagi di masa perang dingin yang sangat diwarnai doktrin pertarungan idelogis antar negara berideologi Komunisme dan Liberalisme.

“Saat ini, tantangan justru pada ancaman-ancaman transnasionalisme; terutama radikalisme dan kriminalisme. Saya kira pak (KZ) perlu lebih banyak belajar, sehingga tidak asal bicara,” tutup Andreas.

Quote