Ikuti Kami

Lasarus Soroti Banyak Anak-Anak yang Tidak Hafal Pancasila, Lunturnya Nilai Kebangsaan

Bahkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sumpah Pemuda, dan nilai-nilai dasar kebangsaan lainnya. 

Lasarus Soroti Banyak Anak-Anak yang Tidak Hafal Pancasila, Lunturnya Nilai Kebangsaan
Lasarus saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SDN 29 Nenak Tembulan, Desa Mertiguna, Kabupaten Sintang, Sabtu (27/12/2025). 

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menyoroti semakin lunturnya pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Ia menyebutkan, saat ini masih banyak anak-anak yang tidak hafal Pancasila, bahkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Sumpah Pemuda, dan nilai-nilai dasar kebangsaan lainnya. 

“Sekarang banyak anak-anak yang tidak hafal Pancasila. Ada juga yang tidak hafal lagu Indonesia Raya, Sumpah Pemuda, dan seterusnya. Padahal negara ini diperjuangkan dengan darah dan air mata,” ujar Lasarus saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SDN 29 Nenak Tembulan, Desa Mertiguna, Kabupaten Sintang, Sabtu (27/12/2025). 

Menurut Lasarus, kemerdekaan yang dinikmati bangsa Indonesia saat ini tidak terlepas dari pengorbanan besar para pahlawan yang gugur demi memperjuangkan kemerdekaan.

Oleh karena itu, generasi penerus bangsa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan merawat keutuhan bangsa. 

Ia menegaskan bahwa para pendiri bangsa telah mewariskan pesan penting agar bangsa Indonesia dirawat melalui pengamalan Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI tersebut dihadiri ratusan warga masyarakat setempat. Dalam kesempatan itu, Lasarus menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar menjadi fondasi utama dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia. 

“Inti dari Empat Pilar ini adalah membangun solidaritas, empati, serta sikap saling menghargai antarsesama warga bangsa, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, maupun status sosial,” tegasnya. 

Lasarus juga mengingatkan pentingnya menggaungkan nilai-nilai kebangsaan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi, khususnya di Kabupaten Sintang yang dikenal sebagai daerah multikultural.

Menurutnya, tanpa sosialisasi yang terus-menerus, masyarakat dapat melupakan sejarah kebersamaan dan ikatan kekerabatan yang telah terjalin sejak lama. 

“Kalau tidak terus kita galakkan, nanti bisa lupa bahwa dulu orang tua kita bersaudara, nenek dan datuk kita mungkin berasal dari keturunan yang sama. Ini harus kita bina, termasuk bagaimana menghargai tamu yang datang ke daerah kita, menjaga etika, serta melestarikan adat dan budaya,” pungkasnya.

Quote