Ikuti Kami

Penculikan Ninoy, Upaya Gagalkan Pelantikan Presiden 

Penganiayaan pegiat media sosial, Ninoy Karundeng, menunjukkan bahwa preman sudah menjadi alat para “penumpang gelap”. 

Penculikan Ninoy, Upaya Gagalkan Pelantikan Presiden 
Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menegaskan penculikan dan penganiayaan pegiat media sosial, Ninoy Karundeng, menunjukkan bahwa preman sudah menjadi alat para “penumpang gelap”. 

Dan agenda para penumpang gelap itu adalah menggagalkan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2019.

Baca: 'Newbie' Jadi Anggota DPR, Deddy Bidik Masuk Komisi VI

“Sekarang preman jadi alat para penumpang gelap dengan agenda gagalkan 20 Okt!,” kata Deddy di akun Facebooknya, baru-baru ini. 

Deddy pun menyarankan pada seluruh relawan Jokowi untul berkonsolidasi. 

“Relawan harus konsolidasi dan berhati2, lawan persekusi!” tegas Deddy. 

Seperti diketahui, Ninoy Karundeng mengalami penculikan saat meliput aksi demo mahasiswa di sekitar gedung DPR, Senin (30/9) kemarin.

Dia ketahuan oleh massa sedang melakukan pemotretan. Massa pun menganiaya Ninoy. 

Emosi massa kian tak terbendung begitu mengetahui Ninoy adalah relawan Jokowi. Hal itu diketahui massa setelah mencari tahu identitas Ninoy melalui media sosial.

Baca: Deddy Komitmen Kawal Nawacita di Wilayah Perbatasan

Usai diamuk, Ninoy dibawa ke suatu tempat yang ia yakini wilayah Petamburan, Jakarta Barat. Di sanalah Ninoy diintimidasi, sebagaimana muncul dalam video yang viral di media sosial.

Setelah disekap semalaman, Ninoy dipulangkan pelaku ke rumahnya.

Quote