Ikuti Kami

Pidato Bung Karno 1 Juni Adalah Roh Pancasila 

Pancasila 1 Juni 1945 yang digali oleh Bung Karno adalah roh dari Pancasila yang dikenal kini.

Pidato Bung Karno 1 Juni Adalah Roh Pancasila 
Ilustrasi. Bung Karno saat berpidato tentang Pancasila pada 1 Juni 1945.

Denpasar, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menegaskan, mempelajari Pancasila tanpa membaca Pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 tentang Pancasila adalah omong kosong.

Sebab, Pancasila 1 Juni 1945 yang digali oleh Bung Karno adalah roh dari Pancasila yang dikenal kini oleh khalayak. 

Baca: Negara Pancasila, Formula Negara Berkebutuhan

“Apabila ada yang berusaha memisahkan Pancasila kini dengan Pancasila yang dipidatokan Bung Karno pada 1 Juni 1945, maka itu merupakan lanjutan upaya de-soekarnoisasi oleh Orde Baru,” ujar Masinton, ketika berbicara dalam diskusi bertema Demokrasi Arus Bawah (Kisah Perlawanan Terhadap Rezim Otoriter) di Sanur, Bali, Jumat (9/8). 

Masinton melanjutkan, memisahkan Pancasila kini dengan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tak ubahnya rezim Orde Baru dalam melakukan indoktrinasi Pancasila. 

Rezim Orde Baru melakukan indoktrinasi Pancasila melalui Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dan program Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4). 

“Melalui indoktrinasi itu, Orde Baru berupaya menghapus peran besar Bung Karno dalam kelahiran Pancasila,” tegas Masinton. 

Baca: Tangkal Khilafah, Sosialisasi Pancasila Harus Diperkuat

Maka, lanjut Masinton, penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila oleh Presiden Jokowi pada 2016 adalah upaya jitu untuk menangkal de-Soekarnoisasi itu. 

“Hendaknya negara juga menambah upayanya untuk membumikan Pancasila dengan menerbitkan sebanyak mungkin buku pidato Bung Karno 1 Juni sebagai bacaan semua kalangan,” ujar Masinton.

Quote