Ikuti Kami

Politik Identitas Retakkan Persaudaraan dan Persatuan Bangsa

Politik identitas menjadi bahan jualan paling laris menjelang pemilihan umum.

Politik Identitas Retakkan Persaudaraan dan Persatuan Bangsa
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyoroti soal maraknya penggunaan politik identitas untuk meraih simpati dan suara masyarakat. Terlebih, kata Ahmad Basarah, politik identitas menjadi bahan jualan paling laris menjelang pemilihan umum.

Baca: Kapitra: Politik Identitas, Keniscayaan Kontestasi Pemilu

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, penggunaan politik identitas secara berlebihan bisa menjadi bencana bagi Indonesia.

Bahkan, yang paling fatal, lanjut Ahmad Basarah, politik identitas bisa memecah belah bangsa.

"Kalau politik identitas itu menyerang calon lain dengan mengeksploitasi suku, agama, ras, antargolongan, ini bisa bahaya. Bisa meretakkan persaudaraan dan persatuan kita," kata Ahmad Basarah, baru-baru ini.

Basarah menyebut, penggunaan politik indentitas sama halnya memundurkan peradaban bangsa 90 tahun ke belakang.

Ia berkisah soal peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Dimana, pada saat kongres pemuda berlangsung, mereka sepakat menggunakan bahasa Melayu sebagai Bahasa Persatuan.

Padahal, saat itu peserta banyak yang berasal dari Djong Jawa atau suku Jawa.

"Pendahulu kita sudah mengajarkan tidak ada diktator mayoritas. Sumpah Pemuda mengajarkan bahwa politik identitas itu bukan hal yang bisa merekatkan persatuan bangsa Indonesia," jelas Basarah.

Baca: Kader Himbau DPR jangan Jadi Bagian Politik Identitas

Lebih jauh, ia mengatakan penggunaan politik identitas saat ini disebabkan kurangnya pemahaman sejarah.

"Kita harapkan Indonesia mulai berhikmah bahwa hendaknya situasi politik apapun kondisi politik apapun jangan sampai merobek obyektifitas bangsa. Sehingga ke depan bangsa Indonesia tidak terjebak dalam satu distorsi dan manipulasi sejarah sehingga akhirnya kita tidak mengetahui jati diri bangsa yang sebenarnya," tutupnya.

Quote