Ikuti Kami

Presiden Jokowi Minta Mafia Bola Dihabisi

Dugaan pengaturan skor di Liga Indonesia, total ada 15 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Presiden Jokowi Minta Mafia Bola Dihabisi
Anggota Dewan Pembina Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Maruarar Sirait (paling kanan).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Dewan Pembina Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Maruarar Sirait mengapresiasi Satgas Antimafia Bola yang terus bekerja untuk mengusut tuntas kasus dugaan pengaturan skor yang ada di Liga Indonesia. Sejauh ini, total ada 15 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Baca: Jokowi Sampaikan Belasungkawa Kepada The Jakmania

Hal ini ia sampaikan dalam acara Mata Najwa yang berjatuk 'Darurat Sepak Bola', Rabu (20/2). Pada kesempatan itu pula Ara, sapaan akrab Maruarar membawa pesan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

"Tadi jam 4 sore ketemu Presiden, Najwa Sihab titip pertanyaan ke saya dan saya tanyakan pertanyaan itu ke Presiden. 'Pak Presiden bagaimana sikap Anda tentang mafia bola. Kata dia cuma satu: 'Habisi'," kata Ara.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga mengatakan, sejauh ini, Satgas Antimafia Bola telah menetapkan total ada 15 orang sebagai tersangka.

"Kepercayaan diri kepada polisi semakin meningkat. Ini bisa kenaikan pangkat yang luar biasa," ucapnya.

Ara yang pernah menjadi Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden sejak 2015-2018, mengaku bahwa, turnamen pramusim yang dipimpinnya bebas dari pengaturan skor.

Baca: Insiden Jack Mania, Iis Sugianto Soroti Krisis Budi Pekerti

"Pada 2015, Presiden ngobrol dengan saya meminta turnamen sepak bola yang mampu membangunkan perekonomian rakyat. Di Piala Presiden, setiap menit ke-75, kami bisa umumkan jumlah penonton dan uang yang masuk. Itu transparansi," paparnya.

Menanggapi instruksi Presiden Joko Widodo untuk menghabisi mafia bola, Hendro Pandowo, pemimpin Satgas Antimafia Bola sudah siap 100 persen.

"Dalam menentukan tersangka, kita butuh penyeledikian. Bila terbukti match fixing, polisi tidak ragu-ragu menghabisinya," pungkas Hendro.

Quote