Medan, Gesuri.id - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT) dalam sebuah kegiatan Deklarasi Milenial Anti Narkoba di Medan, Sumatera Utara yang merupakan puncak kegiatan dari tiga deklarasi sebelumnya di Padang, Riau, dan Aceh bersama POLRI mengampanyekan seruan serta komitmen bersama untuk memerangi Narkoba dan hidup sehat terhormat tanpa Narkoba.
Dalam wawancara on air di Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Medan, kami tuliskan kembali di Gesuri.id sebagai sebuah portal resmi PDI Perjuangan yang memberitakan seluruh kiprah dan sepak terjang pengabdian para kadernya di seluruh Indonesia. Berikut interview H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. MH.:
Kenapa Deklarasi Anti Narkoba menyasar kalangan milenial?
Kegiatan ini bukan saja ditujukan kepada generasi milenial, tapi juga kepada orang tua. Untuk melindungi dan menjaga anaknya agar tidak terkena kemudian menjadi pecandu atau pengguna.
Karena ada kecenderungan, hampir 90 persen orang yang sudah menggunakan itu pada akhirnya, pada gilirannya dia akan menjadi pecandu.
Nah, ketika seorang sudah menjadi pecandu, istilahnya itu one way ticket. Dia hanya bisa pergi, gak bisa pulang. Artinya sudah mengalami ketergantungan dan amat sangat sulit, kalau boleh saya dikatakan: tidak mungkin untuk bisa kembali lagi.
Melalui proses rehabilitasi pun, tingkat peningkatannya itu sampai 70-80 persen sudah menjalani rehabilitasi dan kambuh lagi.
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua?
Oleh karena itu orang tua harus betul-betul menjaga anak-anaknya. Dan kalau sudah mulai memakai, mereka memiliki suatu kelebihan, suatu hal yang tidak pernah sebelumnya dimiliki. Menjadi sangat piawai untuk berbohong. Sehingga kita selalu percaya dengan apa yang dia jelaskan.
Kemudian kita tidak perlu terlalu percaya dalam arti ketika ada suatu kecurigaan terhadap perilaku anak, jangan segan-segan untuk membongkar tasnya, mengenal lingkungannya, dsb.
Dan juga kalau anak kita sudah terkena, adalah wajib bagi orang tua untuk melapor. Kalau mereka lapor itu tidak akan diproses pidana, tapi kalau sampai tertangkap, kemudian ada barang buktinya sebagai pemakai, itu diancam pidana sampai 4 tahun.
Harapan terhadap Pemerintah?
Nah juga kepada pemerintah, dalam hal ini sampai ke pemerintah desa, saya berharap untuk mempersempit ruang gerak bagi pengedar. Dengan cara memasang spanduk atau baliho bertuliskan: warga desa ini anti narkoba. Kemudian buat stiker, dan masyarakat itu sendiri yang memasang stiker di depan rumahnya. Misalnya bertuliskan: keluarga ini anti narkoba. Atau dituliskan: Mengedarkan Narkoba di Kampung ini, MATI!
Sejauh mana peran aktif Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi atas maraknya kejahatan Narkoba yang menyasar generasi milenial?
Presiden Jokowi sendiri pada saat puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional tahun lalu di Kota Tua, Jakarta. Beliau mengatakan, bahwa Indonesia darurat Narkoba. Mari kita lindungi generasi muda bangsa ini. Kalau saja Undang-Undang membolehkan, maka sudah saya perintahkan kepada Kepala BNN dan Kapolri untuk dor mereka. Dan kata dor mereka itu diulangi sampai dua kali. Sekarang kejar mereka. Hajar mereka.
Yang seperti itu ditekankan lagi oleh Presiden dengan menetapkan kondisi bangsa ini dalam darurat Narkoba. Dan itu merupakan kasih sayang serta kepedulian terhadap masa depan anak-anak kita.
Kepedulian Presiden terhadap generasi muda kita ini amat sangat luar biasa. Oleh karena itulah sebagai bagian dari Bangsa, kami khususnya DPP GRANAT bekerjasama dengan Polri.
Jadi gerakan kami secara terus menerus, tanpa henti-hentinya, tanpa mengenal lelah apalagi menyerah untuk menyelamatkan bangsa ini.
Apa tujuan para pengedar Narkoba dengan menjadikan generasi muda kita sebagai target penjualan mereka?
Peredaran gelap Narkoba ini dijalankan oleh sebuah sindikat bertaraf internasional. Dan merupakan sebuah organisasi yang sangat rapi, konsepsional dan sistematis. Dengan modus operandi yang berubah-rubah dan dana yang tidak terbatas. Tujuannya adalah untuk menghancurkan bangsa kita dengan cara yang sistematis, yaitu: generasi mudanya yang akan dihancurkan.
Kita sudah pernah mendengar ada perang candu. Mereka bangsa lain menyerang kita tidak dengan senjata, salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan cara melakukan pembusukan terhadap generasi mudanya.
Dan sekarang saya ingatkan kepada generasi muda: pakai narkoba hari gini norak. Apalagi orang tua.