Ikuti Kami

Ronny Sianturi : Bekerja dan Melayani dengan Hati

Sebagai kader partai, Ronny juga siap untuk memenangkan PDI Perjuangan dan Presiden Jokowi-Maruf Amin pada Pemilu 2019

Ronny Sianturi : Bekerja dan Melayani dengan Hati
Caleg DPR PDI Perjuangan Ronny Sianturi

KEPUTUSAN artis penyanyi Ronny Sianturi untuk terjun ke dunia politik dengan menjadi Caleg DPR RI dari PDI Perjuangan adalah dilandasi dari keinginannya untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat luas melalui kerja-kerja nyata. Sebagai kader partai, Ronny juga siap untuk memenangkan PDI Perjuangan pada Pemilu 2019 dan Presiden Jokowi-Maruf Amin agar bisa menjadi presiden untuk kedua kalinya di ajang Pilpres 2019.

Berdasarkan dengan penugasan dari partai tersebut, Ronny langsung menerima begitu ditugaskan oleh PDI Perjuangan untuk mendulang suara di Dapil Jatim VI yang meliputi Kota dan Kabupaten Kediri, Kota dan Kabupaten Tulung Agung dan Kota Kabupaten Blitar. Dan sejak Daftar Calon Tetap (DCT) dari KPU dikeluarkan, Ronny pun resmi nyaleg dengan nomor urut 6.

Bisa dibilang di Dapil Jatim VI peta persaingan sangat ketat. Pasalnya Ronny harus bersaing dengan incumbent dari internal seperti Guruh Soekarno Putra, Eva Kusuma Sundari, Bambang Yuwono dan Arteria Dahlan. Belum harus bersaing dengan caleg dari partai lain. Tapi Ronny tidak gentar dan selalu melihat berbagai kemungkinan agar bisa melenggang ke Senayan.

Nah, bagaimana tantangan yang ditemui oleh Ronny Sianturi saat turun ke dapil bertemu dengan konsituennya? Berikut petikan wawancaranya bersama Ronny Sianturi dengan reporter Gesuri Ali Imron H yang sedang bertandang ke kantor Gesuri pada Sabtu (27/10) dalam suasana yang santai.

Setelah penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) keluar, apa langkah selanjutnya?
Pertama-tama bersyukur sekali, karena saya termasuk caleg DPR yang tadinya nama tidak ada di Daftar Calon Sementara (DCS). Tapi last minute nongol. Ini menjadi sebuah kado buat saya dari PDI Perjuangan yang akhirnya dipercaya menjadi bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan dalam pesta demokrasi 2019. Tentunya saya siap berjuang mengusung Presiden Jokowi - Maruf Amin untuk menjadi presiden pada periode yang kedua selain memenangkan PDI Perjuangan di ajang Pemilu 2019.

Dari Dapil berapa Anda nantinya akan nyaleg?
Saya ditugaskan di wilayah Jatim 6 meliputi Kota dan Kabupaten Kediri, Kota dan Kabupaten Tulung Agung dan Kota dan Kabupaten Blitar. Saya mendapat nomor urut 6 dari 9 caleg PDI Perjuangan di dapil tersebut.

Siapa incumbent yang sedapil dengan Anda?
Kalau saya melihat ada Eva Sundari, lalu ada Arteria Dahlan, Guruh Soekarno Putra, Bambang Yuwono, dan masih ada 5 caleg baru yang masuk dapil VI.

Bagaimana Anda melihat Dapil VI?
Jatim itu adalah sebuah wilayah sulit bagi siapapun calegnya. Ditambah ada senior kami di Dapil 6 dengan figur luar biasa yang sudah memberikan kontribusi bagi konstituen. Tentunya ini sangat dibutuhkan PDI Perjuangan dalam menjalankan kebijakan. Sebagai caleg baru, tetap ada kemungkinan. Tapi saya hanya menjalankan tugas yaitu bagaimana bisa melaksanakan sosialisasi dengan baik sehingga pada akhirnya bisa mengumpulkan suara seperti apa yang diharapkan partai. Selebihnya tinggal bagaimana partai menentukan saya, apakah bisa duduk di senayan nantinya

Apa yang Anda lakukan saat awal-awal DCT resmi keluar?
Awal awal DCT keluar September akhir, dari situlah saya sudah mulai turun ke Dapil. Kulonuwun dengan Ketua DPD dan Ketua DPC setempat sekaligus pengenalan wilayah dapil.

Bagaimana respon warga saat Anda turun ke Dapil?
Kalau emak emak yang umur 50 tahun itu pasti woooo mas Ronny...Kalau 35 tahun ke atas masih harus diingatkan lagi. Emak-emak ini  ketika era 80-90 an saat mereka masih usia remaja, biasanya langsung mengenali saya. Tapi ada juga saat diajak ngobrol berkenalan lagi, bilang kok saya seperti kenal ya mukanya? itu menjadi sebuah keuntungan bagi saya untuk masuk dapil konstituen karena tidak perlu membawa pesan pesan khusus tertentu. Ini menjadi sebuah jembatan untuk akrab dengan masyarakat yang ada di dapil saya.

Mereka umumnya bilang, mas nanti kalau sudah kepilih, janji harus menyambangi kita disini. Jangan nanti sudah kepilih datang sekali-sekali. Apalagi jangan sampai masa reses, tidak pernah datang ke dapil sehingga merasa tidak pernah diwakili. Itu jadi masukan buat saya. Dan ternyata tuntutan di masyarakat tidak banyak. Ketika mereka mempercayakan wakilnya di DPR tentunya harus bisa memahami keinginan dan permasalahan yang ada di dapil sehingga dengan begitu saya bisa menyampaikan kepada teman-teman di fraksi untuk disampaikan kepada pemerintah agar menjadi keputusan yang akhirnya bisa dirasakan manfaatnya oleh konstituen.

Bagaimana Anda membuka pintu warga di Dapil VI?
Saya turun langsung menyapa warga, menyentuh dengan hati, menatap mata, bersalaman dan berdialog tanpa batas. Bapak Ibu ijinkan saya sebagai sedulur untuk berkunjung dan berkenalan. Jadi sama sekali tidak ada transaksi di dalamnya. Dan itu saya lakukan ke semua teman-teman masyarakat yang saya datangi dan hasilnya cukup baik. Daripada sekedar turun dengan membawa program dan janji.

Saya datang pertama kali tidak bicara politik tapi berusaha memahami warga dengan baik. Memahami keluhannya seperti ini warga yang sedang mengalami sakit penglihatan yang terus berkurang padahal harus tetap bekerja dan banyak lagi. keluhan lainnya. Saya berusaha memahami masalah warga dengan baik sehingga membuat warga berkesan.

Saat turun ke Dapil, konstituen Anda umumnya dari kalangan mana saja?
Kalau saya lihat dari jumlah penduduk, pria dan wanita jumlahnya sama. Saya melihat untuk mendekati emak-emak lebih mudah daripada mendekati bapak-bapak. Biasanya bapak-bapak itu dalam berpolitik tidak seantusias emak-emak. Padahal ketika emak emak sudah jatuh hati tidak mungkin akan pindah ke lain hati. Sedangkan kalau bapak-bapak logika lebih dipakai. Seperti saat datang ke sebuah pertemuan, mereka langsung bilang "Ini siapa lagi yang datang ? Pasti mau minta suara." Jadi masuknya harus pelan-pelan. Tapi kalau sudah bisa akrab dengan ibu-ibunya maka lambat lain suasana akan menjadi cair. Jadi mereka bisa melihat oo ternyata ini mas Ronny bisa akrab ya dengan ibu-ibu. Bisa makan sama-sama. "oo mas Ronny aku Insya Allah pilih mas Ronny". Biasanya bapak-bapak akan manut sama ibu-ibu.

Bagaimana mendekati suara pemilih milenial?
Ada tantangan tersendiri tapi sebagai seniman saya bisa mencairkan situasi. Saya banyak kumpul dengan seniman di daerah. Baik di Tulunggagung, Kediri dan Blitar. Karena kita punya komunitas seni luar biasa. Ketua DPC mencintai seni. Disana hampir berjalan tiga tahun membuat musik keroncong, setiap minggu ada tempat untuk tampil. Saya berusaha bermusik keroncong dengan lagu-lagu produksi baru hingga akhirnya mereka merasa terhibur dan minta selfie bersama. Saya juga masuk ke Ultah sekolah, mendatangi gurunya untuk minta bernyanyi dengan teman teman musisi. Murid-murid minta foto. Itu keuntungan masuk sebagai seniman.

Selama ini saat blusukan ada nggak yang terang-terangan minta ucapan terima kasih ?
Selama ini yang baru saya lakukan dalam melakukan sosialisasi selalu didampingi ketua DPC yang memang satu visi dengan kami. Bahwa untuk mendekati warga tidak perlu transaksi tapi bisa dengan pendekatan yang lebih rasional seperti kalau mau kunjungan warga bantu menyiapin makanannya. Dari situlah bisa digali obrolan warga. Ada yang minta dibantu keranda mayat yang sudah rusak. Saya pikir ini proses pembelajaran. Dan saya pun membantu keluhan warga tersebut agar mereka bisa merasa diperhatikan.

Saya juga banyak hadir ke gereja di gereja, bernyanyi dan memberikan kesaksian kesaksian hidup. Biasanya kalau ada pendeta yang tidak merespon paling hanya mengambil satu kartu nama. Namun jika sudah diminta naik mimbar menyampaikan pujian, kemudian mereka minta 50 kartu nama, tentu adalah hal positif. Ini bukti kalau mereka mau membantu saya dan memberitahukan kepada jemaat lain bahwa ada Ronny Sianturi di dapil kita.

Bagaimana perbedaan saat masih sebagai seniman dan sekarang menjadi kader partai?
Kalau selama ini kita sebagai seniman, khususnya penyanyi apa yang kita akukan semuanya berdasarkan keputusan kita. Saya mau nyanyi apa, hotel apa, foto dengan siapa hak ada di kita sepenuhnya. Tapi saat bergabung dengan PDI perjuangan segala sesuai berfokus pada kepentingan partai. Dalam hal ini kita banyak belajar bagaimana bekerjasama dalam tim. Di atas kita ada lagi pimpinan. Jadi setiap keputusan yang dibuat partai harus tunduk dan harus memprioritaskan apapun yang ditugaskan partai.

Apakah Anda merasa canggung?
Tidak karena ini bagian bertransformasi pada suatu hal. Proses ini akan kita nikmati dengan indah. Ini proses pembentukan karakter menjadi manusia seutuhnya. Kita harus belajar tunduk apa yang diperintahkan oleh pimpinan. ini pembentukan karakter yang baik bagaimana mebghargai dan mengormati orang lain

Ceritakan kenapa Anda terjun ke PDI Perjuangan?
Ketika tahun 83 masih remaja, saya sudah tertarik untuk menjadi simpatisan PDI (belum menjadi PDI Perjuangan-red ). Dulu setiap pesta demokrasi, Jakarta bisa menjadi lautan merah. Saya gabung di dalamnya dan merasakan ada semangat berjuang dan nasionalisme luar biasa. Dri ujung Thamrin dan Sudirman tidak ada yang berantem, semua satu. Dan ketika saya ikut di partai yang lain, euforia itu tidak kita dapatkan. Hanya sekedar sebagai pendamping penyanyi habis itu pulang. Jadi ketika dapat kesempatan untuk menjadi keluarga besar PDI Perjuangan saya melihat ini sebuah kesempatan baik untuk saya belajar, bagaimana untuk bisa memberikan dan terus belajar berupaya memberikan terbaik untuk partai, walaupun belum dapat kesempatan kursi, tetapi saya bisa berkontribusi sedikit untuk tetap berjuang bersama sama PDI Perjuangan

Bagaimana menghadapi serangan hoax ke partai ?
PDI Perjuangan sudah sangat bijak menyikapi hoax dengan ditunjukan kerja nyata. Kita semua bisa melihat serangan hoax pada partai dan Pak Jokowi. Saya melihat itu sebagai bentuk kepanikan kebingungan intelektual, hilangnya akal sehat dari lawan politk terhadap beliau dan PDI Perjuangan sebagai partai pengusung utama.

Apa yang Anda siapkan untuk membentengi diri agar tidak terseret korupsi jika nanti duduk di Senayan?
Ada tiga hal yang terus saya lakukan. Pertama adalah melatih emosi, mengisi keimanan spritual sehingga saat terjun nanti tidak kosong, dan bekerja dengan otak memakai hati. Ketiga hal ini harus diisi agar tidak mempermalukan partai. Mudah mudahan secara spiritual, proses emosional yang kita lakukan terus, prises intelekttual belajar dengan banyak hal bisa menjadi kader partai yang jejeg dan tetap fokus pada perjuangan.

Bagaimana Anda mengelola durasi kampanye yang panjang?
Waktu awal awal, saya merasa 6 bulan waktu yang lama. Tapi ternyata waktunya singkat. Karena ada 151 caleg turun gunung di dapil yang sama untuk melakukan pendekatan kepada konstituen. Setiap hari didatangin. Bagaimana untuk menjaganya ? Saya selalu melakukan pendekatan dengan hati dan membangun kepercayaan kepada mereka bahwa kalau mbak dan mas percaya pada saya bisa dipilih. Kan percaya itu tidak bisa datang sekali harus dua sampai tiga kali, dari bahasa gesture, berhubungan dengan orang sebuah ketulusan maka bisa dirasakan oleh orang yang kita datangi.

Banyak juga saya dengar, banyak teman teman kumpul terus mengatakan, "Oke lu bisa kasih berapa ratus suara?" Buat saya sudah tidak bisa begitu. Masyarakat sekarang butuh sentuhan dan didengar. Saya masuk ke dapil tidak masuk wilayah incumbent. Kenapa saya lakukan? untuk hindari pergesekan di kemudian hari sehingga bisa sesuai dengan target suara yang dicanangkan PDIP sehingga dapat penilaian yang baik.

Pernah mendapatkan tawaran dari seseorang yang sanggup mendatangkan suara?
Jadi saya melihat itu sebagai proses pembelajaran. Ketemu teman A menawarkan ini, ketemu teman B menawarkan ini. Saya tidak menolak dan dan tidak mau langsung bekerja sama. Saya berusaha terus mencari orang-orang yang sevisi dengan saya untuk bisa mendapatkan suara. Dan jika saya bisa mendapatkan kursi di Senayan berarti itu adalah bonus yang Tuhan berikan.

Ini menjadi perjalanan spritiual dan harus peka terhadap intuisi, peka terhadap sosial, belajar terhadap politik praktis, bagaimana tetap bisa bersama-sama dengan mereka, walaupun kami tidak bisa menerima apa yang menjadi tawaran mereka. Bisa masuk ke kantong saudara-saudara muslim dan mereka bisa menerima saya apa adanya. Karena kita adalah partai yang menerima semua perbedaan. Dan itu saya bawa. Contohnya ada beberapa hal masuk ke sebuah kantong wilayah dengan basis bukan PDI Perjuangan. Disitu saya masuk dengan menggunakan hati. Tapi ada juga yang merespon baik. "Kita bukan PDI Perjuangan loh tapi saya akan pilih Mas Ronny". Itu adalah bonus karena begitu mereka memilih saya pasti memilih PDI Perjuangan.

Ada pesan Ibu Megawati kepada caleg artis?
Tetap menjunjung tinggi nilai nilai bangsa. Kami juga harus memembuat kebijakan yang bermuara pada kepentingan rakiyat banyak. Bicara tentang kesantunan dan tata krama. Kemudian sebagai kader harus tetap santun dan menjunjung tinggi etika. Tugas kami menjadikan presiden Jokowi menjadi presiden kedua kali di 2019. Bagi kami itu sama sekali tidak membebani dan kami tetap mengusung pak Jokowi untuk kedua kali. Bonusnya bisa duduk di DPR.

Apa tagline Anda ?
Melayani dengan hati. Karena jaman sekarang tidak bisa hanya mengandalkan intelektual, tapi segala sesuai harus dari hati. Kalau bekerja berdasarkan akal pikiran, hasilnya tidak berpihak pada rakyat tapi berpihak pada kepentingan pribadi. Dan kalau melibatkan dua hal ini, maka segala sesuatunya menjadi utuh dan setiap yang keluar dari mulut kita adalah kebajikan yang membawa kebaikan bagi bangsa.


 

Quote