Jakarta, Gesuri.id - Gelaran Pemilu 2019 sudah dilalui. Kini hasil akhir dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) tanggal 22 Mei 2019 sedang dinanti.
Hasil sementara Pemilu pun sudah banyak terbit. Baik itu berbentuk Quick Count produk lembaga-lembaga survei, maupun Real Count yang dilakukan KPU.
Demikian juga dengan hasil sementara Pemilu di Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan Quick Count maupun Real Count, PDI Perjuangan dan Jokowi-KH Ma'ruf Amin tampak tak unggul di Jawa Barat.
Berapa banyak perolehan kursi PDI Perjuangan di Jabar dalam Pileg 2019?, Mengapa PDI Perjuangan dan Jokowi tak unggul di Jabar?
Berikut cuplikan wawancara Gesuri dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar TB Hasanuddin.
Berdasarkan hasil sementara Pileg untuk kursi DPR-RI dari Jabar, bagaimana pencapaian PDI Perjuangan?
Saat ini, sidang pleno di kabupaten belum seluruhnya selesai. Tapi berdasarkan pengamatan dan perhitungan kasar, ada beberapa Dapil yang berkurang kursi DPR RI nya bagi PDI Perjuangan bila di bandingkan dengan Pileg 2014.
Seperti dapil V (Kabupaten Bogor), hanya dapat 1 kursi dari 2 kursi sebelumnya.
Tentang perolehan kursi partai untuk DPRD Kota/Kabupaten maupun DPRD Provinsi, bagaimana gambarannya?
Untuk perolehan kursi DPRD, sistem Sainte Lague itu merugikan PDI Perjuangan. Contohnya di DPRD Kabupaten Bandung Barat, suara PDI Perjuangan terbanyak se-kabupaten , tapi begitu di konversi menggunakan model Sainte Lague , kami hanya dapat 7 kursi. Sementara PKS yang suaranya di ranking bawah dapat 8 kursi
Lalu untuk perolehan kursi partai di DPRD Provinsi Jabar, apakah sistem itu juga merugikan?
Ya, merugikan. Di DRPD Provinsi, kami mendapat suara terbanyak tapi bukan terbanyak kursinya.
Berdasarkan perhitungan Sainte Lague, PDI Perjuangan berhak memperoleh berapa kursi di DPRD Provinsi Jabar?
Rendah, kalau di ambil prosentase saja , kami jadi lebih rendah 3 - 4 kursi bila di bandingkan dengan pencapaian tahun 2014.
Berdasarkan perhitungan suara sementara Pileg, suara PDI Perjuangan di Jabar sepertinya tak unggul dalam perolehan suara. Apa penyebabnya?
Soal penyebabnya, jawabannya sangat panjang. Kami sedang melakukan evaluasi setelah pengumuman resmi KPU tanggal 22 Mei nanti.
Kalau soal hasil sementara Pilpres, yakni kalahnya Jokowi di Jabar, apakah sudah ada hipotesa sementara tentang penyebab hal itu?
Soal itu, belum bisa di buka ke publik dulu.
Di beberapa kota yang dipimpin kader PDI Perjuangan, seperti Majalengka, Kabupaten Tasikmalaya dan Kuningan, suara Jokowi-Ma'ruf kalah dibandingkan Prabowo-Sandiaga. Apakah sudah ada hipotesa soal penyebab hal ini?
Seperti Pileg kami akan evaluasi setelah tanggal 22 mei. Sekaligus kami akan kaji, apakah ada korelasi antara kekalahan di Pileg dan Pilpres.
