Ikuti Kami

Baskami Ginting: Kunci Lawan Narkoba di Tangan Orang Tua

“Namun, hal itu semua kuncinya kembali kepada orang tua masing-masing”.

Baskami Ginting: Kunci Lawan Narkoba di Tangan Orang Tua
Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting (kanan).

Medan, Gesuri.id - Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting mengatakan, 100 anggota dewan kerap turun ke kabupaten/kota di Sumatera Utara melakukan Sosialisasi Perda (Sosper) Narkoba, tapi kunci melawan narkoba terletak di tangan orangtua.

Baca: Silmy Karim Diusir, Adian Napitupulu Ingatkan Hal Ini..

Anggota dewan masuk kampung-kampung mengimbau warga, khususnya orangtua di rumah. Jaga dan awasi anak-anak. Jangan sembarangan kasih uang sama anak, berbahaya dikhawatirkan dipakainya membeli hal-hal lain.

“Namun, hal itu semua kuncinya kembali kepada orang tua masing-masing,” ujar Baskami kepada wartawan, Senin (14/2) di Medan.

Menyikapi pernyataan Kepala BNN RI, Komjen Petrus Golose terkait 8.691 titik rawan peredaran narkoba masuk kategori waspada dan bahaya di Indonesia termasuk Sumut 1.192 kawasan titik rawan.

Baskami mengatakan, memberantas peredaran dan penggunaan narkoba tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pihak BNN atau kepolisian, tapi masyarakat patut aktif bersama-sama dimulai dari lingkungan rumah sendiri.

Apalagi, lanjut Baskami, Provinsi Sumut memiliki Perda (Peraturan Daerah No 1/2019 tentang Fasilitasi Pencegahan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), anggota DPRD Sumut kerap Sosper Narkoba.

Namun, Perda Narkoba ini akan berjalan jika dibarengi dengan Pergub (peraturan gubernur).

Kondisi riil di lapangan, dia menyayangkan, Perda Narkoba belum dibuat pergub-nya oleh Pemprovsu.

Akibatnya 100 anggita DPRD Sumut rutin ke bawah demi menampung aspirasi berkembang di lapangan, agar Pergub nantinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Contoh, mendesak sekali Sumut membangun Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) milik pemerintah. Jadi korban narkoba jangan bawa ke penjara, tapi rehab saja, kasih vitamin, kasih pendidikan moral, agama bahkan keahlian.

Sedangkan bandarnya ditembak mati saja. Kasihan para pemakai menjadi korban,” tandas politisi senior PDI Perjuangan ini.

Terkait salah satu ukuran penilaian BNN RI soal titik-titik rawan maraknya Narkoba adalah keberadaan kawasan hiburan malam, Baskami tidak menampik dan mengakui aparat dan Pemda belum maksimal mengawasi.

Meski demikian, itu terpulang pada peran orang tua memiliki urgensi dalam melakukan pengawasan dalam institusi rumah tangga/ keluarga.

Jika masing-masing orangtua serius menjaga anggota keluarganya, perdagangan gelap narkoba tidak bakal laku di masyarakat.

Kita tidak bisa menyerahkan semuanya ke aparat wajib mengawasi kawasan hiburan, tapi masyatakat dan pemangku kepentingan bersinergi membantu mereka, ikut awasi keluarga di rumah.

Intinya, orangtua jaga rumah tangga dan keluarga. Ibu-ibu memantau anak sedari awal, bapaknya juga.

“Kalau anaknya aneh-aneh, ya dikontrol. Jangan kita cerita berantas padahal kita tidak peduli atau tidak terlibat,” ujar Baskami.

Baca; Lawan Anies Baswedan, Rano Karno Siap Maju di Pilgub DKI

Wakil rakyat asal Dapil Sumut 2 ini berharap, semua pemangku kepentingan di Sumut harus bersinergi memberantas narkoba. Apalagi strategi bandar narkoba dipastikannya memakai sistem memberikan (gratis) dulu kepada para korban.

Setelah umpannya kena, barulah korban-korban Narkoba dijerat. Karena itu, Baskami minta semua komponen jangan pernah berhenti memerangi peredaran gelap narkoba.

Kita ajak kalangan orangtua, masyarakat, aparat kepolisian, BNN serta unsur pemerintah bersama-sama mengawasi lingkungan terkecil masing-masing.

“Tangkap siapa saja pemakai narkoba. Jangan pukuli, jangan penjarakan. Pulihkan saja dia,” kata Baskami Ginting.

Quote