Tegal, Gesuri.id – Bertahun-tahun melakoni pekerjaan dengan gaji guru tidak tetap (GTT) yang minimal tak membuat semangat Ekasari Lukitawati kendur.
Hingga akhirnya, kewenangan pembinaan sekolah luar biasa, termasuk SMA dan SMK, jatuh ke tangan orang nomor satu di Jawa Tengah kala itu, Ganjar Pranowo.
Pelimpahan wewenang itu, berpengaruh terhadap pendapatan Eka. Ganjar mengambil kebijakan gaji guru honorer SMA, SMK, dan SLB disesuaikan dengan Upah Minimal Kota (UMK) ditambah 10 persen. Sejak 2017, gaji Eka yang semula Rp200 ribu berlipat menjadi jutaan rupiah.
“Honor kita pakainya UMK, kita digaji sekitar Rp2,3 juta. Alhamdulilah naik 10 kali lipat,” paparnya.
Eka pun membalas perhatian Ganjar dengan prestasi. Ia mengikuti sejumlah lomba yang mengantarkannya juara di tingkat nasional.
“Tahun 2019 saya coba ke tingkat nasional. Alhamdulillah dapat juara dua kategori guru inovasi pembelajaran di Kemendikbud. Saya juga mengajar murid dengan hati. Anak-anak saya bisa menunjukkan kemajuannya, itu kebahagiaan saya,” paparnya.
Saat ditemui, Eka tengah mengajar muridnya Muhammad Sanubari (9). Dengan sabar, ia membimbing bocah dengan keterbatasan intelektual (tuna grahita) itu dalam mengeja dan menulis.
Eka bercerita, sebelumnya ia pernah berkarier sebagai personalia perusahaan di Jakarta. Namun panggilan jiwa menuntunnya beralih profesi menjadi guru.
“Saat jadi HRD, saya menangani ribuan karyawan, jobdesk banyak, tanggung jawabnya besar. Entah kenapa saya lebih enjoy bersama anak berkebutuhan khusus,” sebutnya, di SDLB Kota Tegal, belum lama ini.
Menyusul passion-nya, sejak 2012 ia mengajar di SDLB Kota Tegal dengan bekal Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Meski dibebani beberapa mengajar kelas, Eka hanya mendapat honor Rp200 ribu per bulannya.
