Padang, Gesuri.id - Ketersediaan air bersih menghadang para relawan yang berjibaku membersihkan lumpur dari rumah penduduk dan fasilitas publik di daerah terdampak bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Barat sejak tanggal 27 November 2025.
Hujan yang terus turun di arah gugusan Bukit Barisan, membuat aliran sungai yang berhulu di pegunungan yang membentang di sepanjang sisi barat Pulau Sumatera itu, tak kunjung jernih. Seiring hujan, debit air sungai ikut meningkat disertai bau tanah yang menyengat indra penciuman.

Hal ini memicu trauma tersendiri bagi masyarakat, tak terkecuali bagi relawan yang telah menyaksikan langsung dampak ganasnya terjangan air bah, yang dipicu hujan lebat selama 6 hari lebih di akhir November 2025 itu.
“Sebenarnya, ketersediaan air cukup banyak di sungai. Tapi, kondisinya sangat keruh karena telah bercampur tanah yang hanyut dari hulu sungai. Dalam memenuhi kebutuhan, mayoritas warga gunakan air hujan yang ditampung selain sumbangan berbagai lembaga,” ungkap Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Sumbar, Gery Fernando melalui sambungan telepon, Rabu (10/12/2025).
Sejak bencana banjir dan longsor menghadang, Gery yang juga tenaga ahli anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Dapil Sumbar I, Alex Indra Lukman, ditugasi mengkoordinir Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan yang bergotong royong dengan masyarakat di lokasi bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat.
Krisis air bersih juga dirasakan Tim Penanggulangan Bencana Anggota DPR RI, Alex Indra Lukman yang terjun ke Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, yang merupakan salah satu titik terparah terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Di kecamatan ini, Alex yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, menurunkan 25 orang personel terdiri dari 2 dokter, 4 perawat dan 2 administrator serta 17 orang non-medis.
"Dalam dua hari masa tugas di Bayang Utara ini, tim melakukan layanan medis, pembagian sembako, pakaian, pembalut, pakaian dalam, kerja bakti dan inventarisasi dampak bencana di sektor pertanian dan perikanan,” ungkap Koordinator Tim Penanggulangan Bencana Alex Indra Lukman, Farid Anshar Alghifari .
Diketahui, di kecamatan ini terdapat tiga nagari (desa-red) yakni Muaro Aie, Pancung Taba dan Limau Gadang, telah kehilangan pasokan listrik sejak banjir bandang dan tanah longsor melanda. Begitupun dengan jaringan internet.
Terhitung mulai Rabu (10/12/2025) ini, ungkap Farid, Nagari Pancung Taba yang jadi lokasi posko Tim Penanggulangan Bencana Alex Indra Lukman, telah terisolir total karena akses jalan ke nagari ini putus diterjang air sungai yang debitnya kembali besar seiring hujan yang turun sejak Rabu pagi.
Secara terpisah, langkanya air bersih di tengah masyarakat korban bencana, juga diakui Ketua PDI Perjuangan Kota Padang, Albert Hendra Lukman.
Albert berharap akan tersedia air bersih dari 5 aliran sungai utama yang melintasi ibu kota provinsi Sumatera Barat yakni, Batang (sungai) Arau, Kuranji, Tarung, Kandis dan Lagan dengan 16 sungai kecil yang jadi anak sungainya, juga nyaris tak mungkin.

"Sama halnya dengan di Kabupaten Pesisir Selatan, kondisi sungai-sungai di Kota Padang juga dalam kondisi keruh dan berlumpur. Jika hujan turun di hulu, airnya makin keruh disertai aneka jenis kayu yang ikut hanyut," ujar Albert.
Air sungai yang keruh ini, juga telah membuat jaringan intake PDAM Padang tertimbun lumpur kembali sehingga mengganggu proses produksi air yang akan memenuhi kebutuhan warga kota.
Nyaris setiap hari, ungkap anggota DPRD Sumbar itu, terhentinya produksi air bersih PDAM serta air sungai yang terus keruh selang 14 hari pascakejadian banjir, membuat permintaan air bersih tak kunjung berhenti.
“Warga bahkan ada yang menawar, bersedia membayar ratusan ribu rupiah untuk 1 tandon air ukuran 1200 liter yang kita bagikan gratis itu,” ungkap Albert.
“Ini adalah salah satu dampak bencana hidrometeorologi yang tak kasat mata, namun nyata terjadi di tengah korban bencana,” ungkap Albert tentang dinamika berbagi air bersih gratis yang terjadi di lapangan.
Dijelaskan Albert, sejak berbagi air bersih ini digelar tanggal 3 Desember 2025 lalu, program ini terus berlanjut hingga hari ini.
Pendistribusian air dilakukan dengan mobil pickup yang membawa tandon air. Jika beruntung, dilakukan dengan cara menyewa truk tangki dengan kapasitas 5 ribu liter bahkan lebih.
“Distribusi air bersih ini dilakukan sesuai permintaan yang masuk pada Posko Darurat Banjir di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Padang, kawasan Ulak Karang. Dimanapun lokasinya, air kami usahakan dikirim memenuhi permintaan warga terdampak bencana,” ungkap Albert.
Hadir Memberikan Manfaat

Ketua PDI Perjuangan Sumatera Barat, Alex Indra Lukman mengungkapkan, sejak bencana banjir dan longsor melanda, para kader juga berkolaborasi dengan sejumlah lembaga kemanusiaan, terjun ke tengah-tengah bencana memberikan pertolongan yang bisa dilakukan.
Di antara program kemanusian yang dilakukan, didirikan dapur umum di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Padang di kawasan Ulak Karang, Padang.
Dapur umum ini, lanjutnya, beroperasi sejak tanggal 28 November hingga 1 Desember 2025. Dapur umum ini juga didirikan di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
“Setiap harinya, sekitar 1.500 bungkus nasi didistribusikan pada warga terdampak bencana di Kota Padang. Nasinya, diberikan dalam kondisi hangat, karena selesai dimasak jelang waktu makan. Oleh relawan, nasi bungkus ini dibagikan di waktu jelang makan siang atau malam,” ungkap Alex yang juga wakil ketua Komisi IV DPR RI.
Selain itu, terang Alex, PDI Perjuangan juga berbagi sembako di daerah terdampak bencana banjir dan longsor. Seperti di Kota Solok, Padang serta Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan lainnya.
PDI Perjuangan Sumatera Barat juga menyediakan bantuan 1 unit ekskavator yang bekerja mengangkat endapan lumpur. Alat berat ini telah bertugas sejak tanggal 3 hingga 9 Desember 2025.
Kawasan yang dibersihkan dari endapan lumpur, Cubadak Aia di Kelurahan Gunung Pangilun, Kecamatan Padang Utara. Selanjutnya, membersihkan lingkungan SMAN 12 Padang di Kelurahan Gurun Laweh dan perkampungan penduduk di kelurahan Tabiang Banda Gadang, kecamatan Nanggalo.
Juga dikerahkan relawan kesehatan yang melayani warga Batu Busuk di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Padang tanggal 6 Desember 2025 dan berlanjut esok harinya, 7 Desember 2025 ke Korong Talao Mundam dan Banda Cino di Nagari Ketapiang, kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
“Relawan medis ini melayani berbagai keluhan warga terdampak bencana seperti gatal-gatal, demam, sakit kepala hingga sesak napas. Tim medis ini akan terus disiagakan hingga masa tanggap darurat berakhir,” ungkap Alex.
Relawan medis ini juga dikirim ke Kabupaten Pesisir Selatan tepatnya ke Nagari Pancuang Taba yang merupakan daerah cukup parah terdampak banjir dan longsor. Di lokasi ini, tim akan bertugas tanggal 10-11 Desember 2025.
“Tim medis ini, dijadwalkan akan bergerak ke daerah terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Agam pada Sabtu (13/12/2025) depan,” ungkap Alex.

















































































