Ikuti Kami

Datangi Undana, Ansy Diskusikan Pengembangan Lahan Kering

"Sambil berdiskusi, saya diajak berkeliling oleh Prof. Fred untuk melihat-lihat kebun Undana yang dikelola untuk penelitian".

Datangi Undana, Ansy Diskusikan Pengembangan Lahan Kering
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema berlabuh ke Desa Oenitu, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang untuk berjumpa dengan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M. Si., Ph. D, Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Ir. Edgar R. Tibuludji Kepala Badan Pengelola Usaha Undana, dalam rangkaian perjalanan resesnya baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Kupang, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema berlabuh ke Desa Oenitu, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang untuk berjumpa dengan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M. Si., Ph. D, Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Ir. Edgar R. Tibuludji Kepala Badan Pengelola Usaha Undana, dalam rangkaian perjalanan resesnya baru-baru ini. 

Ansy menyatakan, adalah sebuah kehormatan besar bagi dirinya, diundang oleh Rektor Undana dan akademisi pertanian untuk berdiskusi tentang pembangunan dan potensi pertanian lahan kering di NTT. 

Baca: Terima UPPO, Petani Belu Berterima Kasih Pada Ansy

"Sambil berdiskusi, saya diajak berkeliling oleh Prof. Fred untuk melihat-lihat kebun Undana yang dikelola untuk penelitian, sekaligus produksi masyarakat," ujar Politisi PDI Perjuangan itu. 

Sebagai orang yang memiliki pengetahuan terbatas dalam hal pertanian, Ansy mengaku beruntung karena bisa menimba pengetahuan dan menyerap pengalaman dari para ahli pertanian dan kelompok teknokrat. 

"Kami bersepakat bahwa karakteristik pertanian di NTT adalah pertanian lahan kering. Kemiskinan di NTT adalah kemiskinan petani lahan kering," ujar Ansy.  

Secara khusus, Ansy diingatkan tentang pentingnya memperhatikan dan memberdayakan petani dan penyuluh sebagai aktor utama pengembangan pertanian. 

Karena itu, sambung Ansy, diperlukan grand strategy atau narasi besar untuk membangun pertanian lahan kering sesuai potensi khas di NTT. 

"Maka peran universitas sangat penting untuk memberikan bobot ilmiah bagi pengembangan pertanian lahan kering NTT," ujar Anggota DPR-RI dari Dapil NTT II itu. 

Bagaimanapun juga, lanjut Ansy, kerja-kerja politik membutuhkan dukungan riset-riset akademis agar kebijakan politik dapat tepat sasaran. Misalnya saja untuk mendukung pembangunan pertanian lahan kering di NTT. 

"Sejak awal 1980-an, Menteri Negara Lingkungan Hidup kala itu, Prof. Emil Salim telah menetapkan NTT sebagai wilayah lahan kering.  Undana diberikan amanah dalam bentuk penugasan khusus untuk mengembangkan Pola Ilmiah Pokok Pertanian Lahan Kering pada Fakultas Pertanian dan Politeknik Pertanian," ujar Ansy. 

Tujuannya  agar orientasi ilmu, praktik, dan pengabdian masyarakat diorientasikan pada pengelolaan pertanian lahan kering. 

Baca: PDI Perjuangan Jabar Ajak Pemuda Bangkit Bergerak

Dengan demikian, sambung Ansy, kerja sama antara Undana dan Pemerintah Daerah NTT harus terus didorong untuk menghasilkan grand design pendayagunaan dan pengembangan lahan kering di NTT. 

"Sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Undana dapat berperan strategis dalam membentuk lumbung data pembangunan lahan kering di NTT. Kajian akademis yang komprehensif mengenai lahan kering dapat didukung secara finansial oleh Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, serta stakeholders terkait lainnya," ujar Ansy. 

Hasil penelitian, lanjut aktivis 1998 itu, kemudian dapat diolah menjadi rekomendasi kebijakan berbentuk proposal atau policy brief bagi Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, serta untuk DPR RI. 

Di akhir obrolan, Ansy mengungkapkan Rektor Undana menceritakan penggunaan excavator dalam proses pembukaan lahan pertanian seluas 4,5 HA yang bisa dituntaskan  dalam tempo empat hari. Dengan excavator, pembukaan lahan bisa dilakukan secara lebih cepat, efisien dan efektif.

"Semoga Undana dapat terus menjadi universitas yang produktif dan kolaboratif serta bisa mendorong perubahan-kemajuan bagi NTT," ujar Ansy. 

"Hanya dengan dukungan dan kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, pertanian lahan kering di NTT dapat terus dikelola untuk meningkatkan produktivitasnya," pungkasnya

Quote