Rote, Gesuri.id - Beberapa hari lalu saat melaksanakan kegiatan Kunjungan Daerah Pemilihan (Kundapil) di Rote Ndao, Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mendapatkan laporan dari 2 (dua) Kelompok Tani Hutan penerima bantuan program Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang Pesona) mengenai perkembangan manfaat bantuan yang mereka terima.
Baca: Biaya Komitmen Formula E DKI Lebih Mahal dari Negara Lain
Kedua kelompok adalah Kelompok Holoama Makmur, Desa Holoama, Kecamatan Lobalain dan kelompok Oelunggu Hijau, Desa Oelunggu, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.
"Program Bang Pesona merupakan hasil kerja sama saya dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," ujar Ansy
Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan, Bang Pesona diberikan untuk masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Program itu bertujuan untuk pembibitan tanaman kayu dan buah serta ternak, baik lebah madu, sapi, kerbau, babi atau kambing.
"Setiap Kelompok Tani Hutan mendapatkan bantuan dana masing-masing sebesar Rp 50 juta untuk pengembangan program Bang Pesona," ujar Ansy
Jadi, sambung Ansy, total bantuan dana untuk 2 Kelompok Tani Hutan di kabupaten Rote Ndao tahun 2021 sebesar Rp 100 juta.
"Kedua kelompok menjelaskan bahwa saat ini mereka telah mendapatkan transfer dana tahap pertama senilai Rp 30 juta dari KLHK. Dana tersebut telah dibelanjakan oleh kelompok untuk pengadaan ternak babi sebanyak 32 ekor," ungkap Ansy.
Selanjutnya, pada tahap kedua kelompok akan mendapatkan sisa dana masing-masing senilai Rp 20 juta untuk melakukan pembibitan tanaman produktif, di antaranya Cendana, Mangga dan bibit Jahe Merah.
"Ketika melihat kiriman foto-foto dan video dari kedua kelompok, saya sangat senang dan bersyukur karena mereka mampu memanfaatkan dana yang ada untuk pengadaan dan mengembangkan ternak babi, meskipun saat ini NTT masih dilanda virus atau penyakit Flu Babi Afrika (African Swine Fever/ASF)," ujar Ansy.
Ansy mengungkapkan, potensi peternakan babi di Rote secara khusus, dan NTT secara umum, sangat besar karena babi bernilai ekonomis dan kultural.
Baca: PDI Perjuangan Pastikan Tak Inginkan Presiden Tiga Periode
Peternakan babi di NTT juga didukung ketersediaan pakan dan pasar yang melimpah.
"Saya berharap usaha ternak babi bisa berhasil, demikian pula pengembangan aneka tanaman produktif oleh kedua kelompok, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam meningkatkan pendapatan ekonomi anggota kelompok," ujar Politisi yang berasal dari NTT ini