Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi B DPRD DKI Gilbert Simanjuntak membenarkan soal surat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI ke Gubernur Anies Baswedan yang dibuat pada 15 Agustus 2021 berisi kewajiban membayar biaya komitmen (commitment fee) selama lima tahun berturut-turut.
Dan, ternyata biaya komitmen Formula E dinilai lebih mahal dari kota-kota di negara lain.
Baca: Ada Pihak Ketiga yang Bikin Anies Ngotot Gelar Formula E
Rincian soal harga biaya Formula E yang wajib dibayar Pemprov DKI awalnya terungkap lewat beredarnya surat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI. Surat itu ditujukan ke Gubernur Anies Baswedan.
Dalam surat tersebut, Pemprov DKI memiliki kewajiban membayar biaya komitmen selama lima tahun berturut-turut. Rinciannya sebagai berikut:
Sesi 2019/2020: 20 juta pound sterling atau setara Rp 393 miliar
Sesi 2020/2021: 22 juta pound sterling atau setara Rp 432 miliar
Sesi 2021/2022: 24,2 juta pound sterling atau setara Rp 476 miliar
Sesi 2022/2023: 26,620 juta pound sterling atau setara Rp 515 miliar
Sesi 2023/2024: 29,282 juta pound sterling atau setara Rp 574 miliar
Jika ditotal, rincian itu senilai 121 juta pound sterling atau sekitar Rp 2,3 triliun dengan kurs saat ini Rp 19.680.
Dari angka itu, commitment fee Formula E yang wajib dibayar Pemprov ternyata lebih mahal, dimana total commitment fee yang ditanggung APBD DKI sebesar 122,102 juta pound sterling atau setara Rp 2,3 triliun.
Terungkap biaya penyelenggaraan Formula E di Montreal, Kanada, biaya Nomination Fees for the City of Montreal sebesar C$ 151 ribu atau setara Rp 1,7 miliar dan race fee sebesar C$1.5 juta atau setara Rp 17 miliar dengan total biaya sebesar Rp 18,7 miliar.
Selain biaya di Montreal, penyelenggaraan Formula E di New York, Amerika Serikat yang justru sama sekali tidak dikenai commitment fee.
Lalu, di Roma, Italia, lanjut Anggara, juga dibebaskan biaya commitment fee sampai penyelenggaraan di tahun 2025.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal biaya lebih mahal itu. Riza menyebut perbedaan commitment fee di setiap benua sesuai dengan ketentuan penyelenggara.
"Ada perbedaan commitment fee antara Asia dan Eropa. Kita ikuti ketentuan yang ada dari Formula E," kata Riza kepada wartawan.
Riza juga memastikan pihaknya melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Formula E Operations (FEO). Untuk rincian pembayaran commitment fee, Riza menyerahkan ke PT Jakpro selaku penyelenggara Formula E Jakarta.
"Silahkan ditanya ke Jakpro. Detail dan persisnya," ujarnya.
Polemik Formula E
Gelaran Formula E yang ditargetkan Juni 2022 masih jadi polemik. Fraksi PDI Perjuangan dan PSI DPRD DKI mewacanakan mengajukan hak interpelasi terkait Formula E. Sementara tujuh fraksi lainnya, menilai Formula E masih dimungkinkan untuk diselenggarakan di Jakarta.
Baca: Aria: KKB Papua Serang Nakes Bukti Teror Barbaristik !
PDI Perjuangan DKI mengungkap ada potensi pemborosan anggaran hingga Rp 4,48 Triliun jika ajang Formula E tetap digelar pada 2022 mendatang.
"Ada potensi pemborosan anggaran Rp 4,48 triliun, sebuah jumlah uang yang sangat besar Rp 4,48 triliun untuk sebuah program yang tiba-tiba menjadi isu prioritas," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan di DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/8). Dilansir dari detik com.