Toraja Utara, Gesuri.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Toraja Utara (Torut) Samuel Matasak, SE mengungkapkan Gereja dan PDI Perjuangan sesungguhnya memiliki benang merah yaitu sejarah berfusinya Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) ke dalam PDI.
Baca: Megawati Dorong Kaum Disabilitas Dapat Akses yang Sama
Maka, lanjutnya, sesungguhnya PDI Perjuangan haruslah menjadi partainya orang Toraja dimana sebanyak sekitar 83 persen kadernya merupakan warga dari Gereja Toraja.
"Maka hari ini antara PDI Perjuangan dan Gereja Toraja berusaha merajut benang merah itu ketika ada simpul kekusutan mari kita mengurainya dan jika ada warna yang telah luntur mari kita merahkan kembali hingga garis penghubung itu tetap disebut "Benang Merah"," ujar Samuel Matasak pada acara "Diskusi Bersama" antara Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Toraja Utara dengan Cendekiawan Kristen Toraja, Sabtu (25/9), di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Toraja Utara.
Hadir pada acara diskusi bersama yang diberi topik Gereja dan Politik itu diantaranya beberapa Cendekiawan Kristen Toraja seperti: Pdt.Musa Salusu, M.Th, Pdt. DR. I.Y.Panggalo, Pdt. Drs.bDaud Sangka', M.Si, Pdt. Albatros Palilu, M.Theol. Pdt. DR. Kristian Tanduk, Pdt. Elvis L Sala'dan, DR. (cnd) Ishak Pasulu', M.Si, Paulus Tangke, S.Pak, M.Pd. Ir. Bride S Allorante, M.Si.
Diskusi berlangsung penuh kekeluargaan dipandu oleh Moderator Daud Arung Pangarungan, S.Th wkl. Ketua DPC PDI Perjuangan Kab.Toraja Utara Bid. Komunikasi Politik dan dihadiri pula oleh beberapa Pengurus DPC PDI Perjuangan Toraja Utara.
Sementara itu, Ketua Umum BPS Gereja Toraja Pdt. Musa Salusu, M.Th menjelaskan politik dan gereja tidak bisa dipisahkan meskipun dapat dibedakan.
"Ketika dalam keadaan darurat, apakah itu negara akan runtuh atau suatu daerah yang moral pejabatnya mengalami sebuah degradasi maka gereja harus hadir secara praktis untuk berkontribusi dalam memberi solusi bagi kebaikan negara atau daerah tersebut," ungkapnya.
Baca: Hasto: Atlet Paralimpiade Gelorakan Semangat Nasionalisme
Disepakati pula dalam diskusi tersebut akan ada pertemuan lanjutan dengan membentuk sebuah konsep diskusi yang lebih formal dan memiliki ikon demokrasi yang nantinya akan berlangsung setiap 3 bulanan.