Ikuti Kami

Risma Sukses Angkat Batik UKM Dolly, Dilirik Oscar Lawalata

UKM-UKM di kawasan Dolly-Jarak menolak lokalisasi dihidupkan kembali.

Risma Sukses Angkat Batik UKM Dolly, Dilirik Oscar Lawalata
Desainer Oscar Lawalata Pesan Batik di Jarak Arum. (Foto: Deny Prastyo Utomo)

Surabaya, Gesuri - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah sukses membawa kemajuan dan kemakmuran bagi rakyat Surabaya hingga saat ini.

Sebagai contoh di kawasan eks lokalisasi Dolly hingga mereka menolak jika kawasan tersebut kembali seperti sebelumnya. 

Baca: Cabup Pacitan Yudi Sumbogo Siap Sejahterakan Warga Pelosok

UKM-UKM di kawasan Dolly-Jarak menolak lokalisasi dihidupkan kembali. Mereka mengaku mulai menemukan denyut perekonomian dari jerih payahnya mengikuti pelatihan yang digelar Pemkot Surabaya.

Salah satunya, UKM Jarak Arum yang dikomandani Fitria Anggraeni (39). Wanita yang telaten mengikuti pelatihan itu kini fokus memproduksi batik rumahan. Fitria mengajak 15 warga terdampak penertiban Lokalisasi Dolly-Jarak, untuk membuat batik. Itu hasil Fitria mengikuti pelatihan sejak 2014 lalu.

Bahkan dirinya kini mampu membuka workshop UKM Jarak Arum di Kupang Gunung Timur Gang 5 No 27, Kelurahan Putat Jaya. 

"Tidak benar jika pemkot lepas tangan. Pemerintah sudah memberi pelatihan banyak. Mungkin orangnya saja yang tidak berubah, mungkin mereka males untuk diajak berubah," ujar Fitri saat ditemui di Workshop Jarak Arum, belum lama ini.

Alasan sekelompok orang menggugat Pemkot Surabaya sebesar Rp 270 miliar, jelas Fitria, karena tidak ada pemulihan ekonomi. Bahkan UKM-nya, tambah dia, sebagai kedok pemkot untuk mengambil keuntungan.

"Tidak benar itu, ekonomi warga mulai pulih. Hanya saja harus tekun dan sabar. Kata siapa, saya bisa memulihkan ekonomi bersama anggota saya di UKM Jarak Arum dengan membatik. Dan ini bisa mendapatkan hasil cukup lumayan," tambahnya.

Fitri menjelaskan, dari ketekunannya dengan puluhan UKM, pihaknya bisa meraup ratusan juta dari hasil batik handmade. Itu hasil dari pelatihan selama satu tahun oleh Disperindag Kota Surabaya dan BP5A.

Baca: Eri Cahyadi Naikkan Insentif Bulanan Kader Posyandu-Bumantik

"Dalam 2 bulan kita bisa mendapatkan 170 kain batik berbagai ukuran dan motif. Mulai harga termurah 250 ribu, termahal 2,5 berkain sutra. Kalau ditotal kurang lebih Rp 100 juta," ungkap Fitri.

Dirinya pun mengaku kewalahan menerima order. Bahkan hasil batiknya ini membuat banyak tamu dari dalam negeri dan luar negeri penasaran ingin belajar.

"Banyak yang datang ingin belajar dan pelatihan. Mereka pun biasanya satu minggu sebelumnya konfirmasi dulu nggak bisa dadakan," tandasnya.

Bahkan usaha batik buatannya juga menjadi perhatian desainer kondang. Desainer kondang Oscar Lawalata bahkan memesan batik di Jarak Arum.

"Oscar Lawalata pesan banyak ke kami. Dia juga datang langsung ke workshop kami. Oscar pun tidak tahu kalau kami dari UKM di kawasan Jarak-Dolly," ujar Fitri.

Namun rupanya, untuk menekuni dan menggeluti usaha batik ini Fitria pernah mendapat perlawanan dari mertuanya. Saat penutupan lokalisasi, mertuanya ikut terdampak penurunan ekonomi.

"Dulu mertua saya pernah marah kalau mendapatkan bantuan dari Bu Risma. Tapi kini setelah mengetahui hasilnya, mertua saya ikut membantu membatik dan senang dengan respon Bu risma," ungkap Fitri sambil menitikkan air mata. 

Quote