Ikuti Kami

Setahun Corona, Mega Apresiasi Dokter, Guru, Petani, Nelayan

Mega: Pandemi ini membuat banyak merenung dan mencoba menggali kembali lembar-lembar perjalanan kehidupan politik.

Setahun Corona, Mega Apresiasi Dokter, Guru, Petani, Nelayan
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Pidato Politik HUT PDI Perjuangan yang ke 48, Minggu (10/1). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Pandemi covid-19 menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di acara Peringatan HUT partainya yang ke-48, Minggu (10/1).

Kata Megawati, ulang tahun partainya kali ini dilaksanakan di tengah suasana memprihatinkan akibat pandemi Covid-19. Putri Proklamator RI Bung Karno itu  menyampaikan bela sungkawa yang mendalam bagi para tenaga kesehatan yang wafat dalam tugas pengabdian.

Baca: Mega Terisak Kenang Pesan Bung Karno di HUT PDI Perjuangan

"Terima kasih bagi para tenaga kesehatan yang terus mengabdikan diri menyelamatkan rakyat dari paparan Covid-19. Terima kasih bagi para pengajar dan pendidik yang terus mengabdikan diri menerangi anak-anak dengan ilmu pengetahuan, meski dengan kendala teknis yang harus dihadapi," kata Megawati.

"Terima kasih pula bagi para petani, nelayan, pekerja di semua sektor dan UMKM yang tidak menyerah, terus berjuang menjaga ekonomi negara tetap berjalan. Doa dan perjuangan Ibu bersama kalian," tambah Megawati.

Pandemi ini diakui Megawati membuatnya banyak merenung dan mencoba menggali kembali lembar-lembar perjalanan kehidupan politiknya. Perenungan spiritual itu mengantarkan dirinya pada memori terdalam tentang cita-cita dan gagasan politik Soekarno.

“Saya memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala, tetapkan-lah kecintaanku kepada tanah air dan bangsa, selalu menyala-nyala di dalam saya punya dada, sampai terbawa masuk ke dalam kubur saat Allah memanggilku pulang," kata Megawati sambil terisak saat mengucapkan kembali kata-kata ayahandanya tersebut.

Kata Megawati, hampir satu tahun pandemi corona melanda. Bukan hanya Indonesia, tapi juga dunia. Dirinya menilai Dunia dipaksa untuk masuk pada peradaban baru, yang justru seharusnya membuka mata batin, pikiran, dan jiwa. 

"Inilah saatnya kita untuk benar-benar, konsisten, dan sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. Pancasila jangan menjadi jargon. Bangsa ini butuh Pancasila diimplementasikan," kata Megawati.

Artinya apa? Menurut Megawati, di saat krisis seperti ini keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa diuji.

"Diuji untuk tetap berjuang dengan ikhtiar dan tawakal bagi kemanusiaan, dalam semangat persatuan," ujarnya.

Baca: Megawati Ungkap Fakta Sukses Kuba Gagalkan Invasi Teluk Babi

Selain itu, saat pandemi begini, maka perlu menghidupkan semangat kekeluargaan dan gotong royong, yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan, yang mengupayakan negara tetap dapat memelihara hidup dan penghidupan yang sejahtera, tertib dan damai. Suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Di luar itu, bagi Megawati, pandemi Corona-19 seakan memperlihatkan pula kebenaran hukum evolusi yang menetapkan bahwa pergantian alam atau keadaan, perubahan zaman atau masyarakat, selalu diikuti pergantian cara hidup dan penghidupan. 

Untuk menjaga agar hukum evolusi jangan menjadi penghalang kemajuan, Megawati menilai diperlukan hukum-hukum positif yang menjamin keberlangsungan kemajuan ekonomi, kesusilaan, kebudayaan dan pemerintahan yang berjalan dengan kebajikan. 

"Dasar dari segala upaya itu adalah keselamatan, kebahagiaan hidup rakyat, serta tetap hidupnya kepribadian bangsa. Pertimbangan tersebut yang melandasi tema HUT PDI Perjuangan ke 48 tahun, yakni 'Mewujudkan Indonesia Berkepribadian Dalam Kebudayaan'," pungkas Megawati.

Dia pun mengingatkan, bahwa di situasi, semuanya harus setia dan tak perlu mencari-cari lagi model kebijaksanaan lain. Karena sebenarnya sejak awal, Indonesia sudah memiliki satu bintang penuntun.

"Yaitu Pancasila. Dengan dasar-dasar Ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial, maka bangsa ini tidak membutuhkan pedoman lainnya. Pancasila adalah Jalan Kebudayaan, dan sekaligus Kepribadian Bangsa Indonesia," kata Megawati.

Baca: Megawati Minta Jokowi Perkuat Peran Desa, Akuratkan Data 

"Kondisi sulit bukan menjadi alasan bagi kita untuk kehilangan kepribadian bangsa, yang dikenal dengan semboyan sepi ing pamrih, rame ing gawe. Segala cita-cita, keluhuran dan kesucian batin, jangan kemudian terhalangi oleh gerak individualistis dan materialistis. Karena kesemuanya itu yang akan mengikis sistem demokrasi Pancasila." 

"Saat ini adalah momentum yang tepat bagi kita semua, untuk ada dalam satu semangat, semangat gotong royong Pancasila. Tunjukkan dan hidupkan toleransi dan solidaritas di jiwa segenap bangsa," pungkas Megawati.

Quote