Ikuti Kami

Tia Rahmania : Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Ibu Pekerja

Kesehatan mental seorang ibu dapat memengaruhi kondisi keluarga dan pola asuh anak.

Tia Rahmania : Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Bagi Ibu Pekerja
Tia Rahmania anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029

Lebak, Gesuri.id - Anggota DPR RI terpilih Tia Rahmania mengatakan bahwa Kesehatan mental ibu sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarga dan pola asuh anak 

“Kesehatan mental seorang ibu dapat memengaruhi kondisi keluarga dan pola asuh anak,” Kata Tia dalam seminar kesehatan mental perempuan yang diadakan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Gedung DPRD Kabupaten Lebak, pada Senin (13/5).

Perempuan yang juga berkiprah dibidang psikologi itu menjelaskan, bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental bagi seorang ibu yang bekerja, karena peran ganda sebagai ibu dan juga perkerja bisa menjadi pemicu stres bagi ibu yang bekerja.

“Bagi ibu yang bekerja, tekanan sosial di lingkungan pekerjaan dan rumah bisa menjadi pemicu stres sehingga mengganggu emosi,” jelas Tia

Bahkan, stres dan depresi menjadi dua masalah kesehatan mental yang sangat rentan terjadi pada ibu pekerja, dimana stres merupakan kondisi ketika seseorang yang tidak mampu lagi mengatasi tekanan mental atau emosional yang dialaminya.

Sehingga stres yang menumpuk yang dialami seorang ibu pekerja dan tidak ditangani dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih buruk yang dikenal sebagai depresi. 

Dalam seminar tersebut, Tia membagikan tips untuk mengelola stres agar ibu yang bekerja tetap bisa menjaga Kesehatan mentalnya, yaitu dengan melakukan manajemen stress.

Hal pertama bagi seorang ibu pekerja untuk melakukan manajemen stress adalah dengan mengenali sumber stress.


“Sumber stress pada setiap orang itu berbeda-beda, bisa dari faktor lingkungan, faktor sosial, dan fisiologi atau kondisi fisik seseorang yang dapat menjadi pemicu stress,” tandasnya.

Selanjutnya adalah dengan mengenali gejala stres, seorang ibu pekerja yang mengalami stress terkadang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah psikis karena menganggap itu sebagai kelelahan biasa. 

Faktanya, gejala stress menurut Centre for Clinical Interventions mengatakan bahwa gelaja distress atau stress yang negatif dapat berupa :


•    gejala fisik dimana kondisi tubuh merasa lemah, energi rendah atau cenderung berlebih, menangis, jantung berdetak cepat, nafas lebih cepat, berkeringan dan masalah pencernaan.
•    Gejala pikiran adalah kondisi tubuh dimana seseorang tidak memiliki control atas hal yang terjadi, tidak mempunyai harapan, tidak punya kemampuan untuk mengatasi masalah.
•    Gelaja emosi adalah perasaan kecewa, merasa bersalah, sedih, malu, depresi, cemas, frustasi, marah, panik, takut, iri, dan merasa diteror
•    Gelaja prilaku adalah keadaan dimana seseorang merasa kesulitan dan terlihat dari prilakunya seperti sulit duduk diam, mengisolasi diri, mudah marah, makan berlebih, minum alcohol, melukai diri, dan tidak yang tidak berkualitas.

Terakhir adalah melakukan tindakan untuk mengurangi dan mengatasi dampak stress

“Seseorang yang mengalami distres dapat melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak distress seperti menghindari sumber stress, makan makanan bernutrisi, berolahraga, cukup istirahat, dan mencari dukungan sosial dari orang sekitar yang dipercaya atau professional jika diperlukan,” terang Tia. 

Melihat banyaknya dampak negative yang ditimbulkan akibat distress yang dialami ibu pekerja, tia berharap bahwa setiap ibu dapat menjaga Kesehatan mentalnya karena menjaga kesehatan mental seorang ibu akan menciptakan generasi yang bermental sehat.

Quote