Ikuti Kami

20 Tahun Krisis Listrik, Pegunungan Bintang Kini Bangkit

Perjuangan panjang Bupati Spei mewujudkan kota "Oksibil Terang 24 Jam" kini bertahap terwujud setelah 20 tahun masa penantian panjang krisis

20 Tahun Krisis Listrik, Pegunungan Bintang Kini Bangkit
Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si bersama Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi saat meninjau lokasi PLTMH di kali Digoel, distrik Iwur, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (handover/Gesuri.id)

Oksibil, Gesuri.id - Masyarakat kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin) di ibukota Oksibil dan beberapa distrik di sekitarnya kini mendapatkan layanan peningkatan pasokan listrik setelah 20 tahun masa penantian panjang krisis listrik.

Bupati Spei Yan Bidana, ST.,M.Si. berhasil membawa satu langkah maju di bidang kelistrikan sekaligus mencatatkan sejarah baru di Pegunungan Bintang dengan mewujudkan bertahap kota Oksibil, ibukota kabupaten Pegunungan Bintang terang 24 jam bersamaan dengan peringkatan hari listrik nasional ke-77 tanggal 27 Oktober 2022 lalu.

Baca: PLN & Pemkab Pegunungan Bintang Perkuat Kelistrikan Oksibil

Peristiwa yang mendasari ditetapkannya Hari Listrik Nasional tertuang dalam Penetapan Pemerintah No.1 tahun 1945 yang diperingati setiap tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional sekaligus menjadi Hari Listrik di kota Oksibil.

"Pemerintah terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita pembangunan demi rakyat Pegunungan Bintang, termasuk kali ini komitmen pemerintah menjadikan ibukota kabupaten terang 24 jam setelah kurang lebih 20 tahun masa penantian panjang mengalami krisis listrik," kata Bupati Spei Bidana, ST.,M.Si dalam rilis kepada Gesuri.id, Minggu (30/10).

Ia mengungkapkan bahwa komitmen pemerintah daerah untuk terus membangun sinergitas dengan semua pihak, mulai dari daerah hingga ke tingkat pusat, termasuk dengan PT PLN (Persero) terus digaungkan demi mewujudkan cita-cita pembangunan di kabupaten Pegunungan Bintang.

Informasi yang dihimpun Gesuri.id dari siaran pers PT PLN (Persero) di wajah negeri di ujung timur Indonesia tersebut, bahwa beberapa wilayah yang mendapatkan pelayanan peningkatan kelistrikan di sekitar ibukota kabupaten Pegunungan Bintang diantaranya adalah; Distrik Oksibil sebagai pusat kota ibukota kabupaten Pegunungan Bintang, distrik Kalomdol, serta distrik Serambakon.

Dari ketiga distrik tersebut didalamnya terdapat beberapa kampung (desa) yaitu; kampung (desa) Imik, kampung Arinkop, kampung Dabolding, kampung Okmakot, kampung Mabilabol, kampung Kabiding, kampung Banumdol, dan kampung Kutdol, serta kampung Yapimakot.

Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si bersama Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE (Kementerian ESDM), Hendra Iswahyudi dan General Manager PT PLN (Persero) UIW Papua dan Papua Barat, Budiono, ST dan sejumlah ASN Pemkab Pegunungan Bintang di Bandara Oksibil. (handover/Gesuri.id)

Adapun sumber tenaga listrik yang dialirkan ke wilayah-wilayah tersebut berasal dari dua mesin induk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Dabolding berkapasitas total 1.000 kVA yang di backup oleh beberapa mesin diesel lainnya berkapasitas menengah.

Sumber listrik lainnya juga berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid berkapasitas 2x60 kW.

Untuk pasokan tambahan listrik lainnya dari sumber alam pembangkit listrik bertenaga air, Bupati Spei Bidana menjelaskan bahwa adanya sumber air yang cukup baik di Pegunungan Bintang dapat digunakan untuk pembangkit listrik yang turbinnya digerakan oleh tenaga air. Pembangkit tersebut jika beroperasi bahkan dapat menerangi listrik hingga ke Boven Digoel.

Komitmen Bupati Pegunungan Bintang, Spei Bidana tersebut disambut baik oleh Kementerian ESDM. Salah satunya dengan melakukan kunjungan langsung ke daerah tersebut.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE, Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi menyampaikan bahwa listrik di tiga distrik tersebut dapat dinikmati 24 jam. Ia berharap agar masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas.

Kementerian ESDM, Dirjen EBTKE kata Hendra, telah membangun turbin di Pegunungan Bintang, dikarenakan dampak longsor maka sedang diperbaiki.

"Kita akan mensinkronkan dengan jaringan yang kini dibangun PLN agar tahun depan kita bisa menambah pasokan lagi sebesar 1 MW yang murni dari energi baru terbarukan (pembangkit listrik bertenaga air, red)," katanya (29/10).

Ia menjelaskan bahwa selain pembangkit listrik yang kini dimiliki, terdapat beberapa infrastruktur ketenagalistrikan juga telah dibangun untuk menyuplai listrik yang dihasilkan dari PLTD induk di Dabolding, yaitu Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 15,27 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 5,30 kms, dan 4 buah gardu distribusi berkapasitas @100 kVA, serta 2 buah gardu distribusi berkapasitas @200 kVA.

Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat, Budiono, ST menjelaskan bahwa dalam hal melistriki seluruh daerah, PT PLN membutuhkan dukungan dan sinergitas dari berbagai pihak.

Keberadaan listrik di Pegunungan Bintang kata Budiono yang saat ini menjadi hal penting di tengah aktivitas masyarakat tentunya harus disuplai secara handal dan kontinyu.

“Kami merasa senang dan bersyukur karena di tenga sukacita lahirnya PLN selama 77 tahun ini, PLN bisa turut hadir di kabupaten Pegunungan Bintang untuk membantu masyarakat Pegunungan Bintang,” kata Budiono (29/10).

Ia menjelaskan bahwa PT PLN terus melakukan penyempurnaan sistem kelistrikan dan menjaga kehandalan demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Pegunungan Bintang.

Dia pun berharap agar masyarakat Pegunungan Bintang juga dapat turut serta mendukung dan ikut menjaga seluruh aset kelistrikan yang sudah tersedia, baik yang saat ini berada di sekitar lingkungan pembangkit, maupun yang sudah tersebar di beberapa wilayah.

“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama PLN terus membangun sinergitas untuk memaksimalkan berbagai potensi energi dalam mencukupi kebutuhan listrik di wilayah kabupaten Pegunungan Bintang, kami berharap agar masyarakat turut mendukung upaya ini,” ungkapnya.

Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana menjelaskan bahwa Pemkab Pegunungan Bintang terus membangun sinergitas bersama PT PLN (Persero) termasuk dengan Kementerian ESDM untuk memanfaatkan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si bersama Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur EBTKE (Kementerian ESDM), Hendra Iswahyudi dan General Manager PT PLN (Persero) UIW Papua dan Papua Barat, Budiono, ST dan sejumlah ASN Pemkab Pegunungan Bintang di lokasi pembangunan PLTMH kali Digoel. (handover/Gesuri.id)

Bupati juga berpesan kepada masyarakat Pegunungan Bintang agar ikut menjaga aset yang sudah ada. Karena dengan adanya penguatan sistem kelistrikan di kabupaten Pegunungan Bintang telah memberikan satu langkah maju bagi daerah itu sehingga dapat membawa kontribusi besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Pegunungan Bintang, yang telah diperjuangkan dengan susah payah.

Penantian panjang masyarakat Pegunungan Bintang di kota Oksibil, ibukota kabupaten Pegunungan Bintang selama 20 tahun lamanya mengalami krisis listrik kini sudah terjawab. 

Gesuri mencatat, Spei Bidana adalah kepala daerah pertama yang berhasil memboyong PT PLN (Persero) masuk ke Pegunungan Bintang yang ditandai dengan acara persemian PLTD dan PLTS pada Kamis, 27 Oktober 2022 lalu. Pada acara launching tersebut, dukungan dari pemerintah pusat juga datang. Pemerintah pusat mengutus perwakilannya melalui Kementerian ESDM.

Sekilas tentang kabupaten Pegunungan Bintang. Secara geografis, membangun daerah bergunung-gunung seperti di Pegunungan Bintang tidak semudah yang dibayangkan. Kondisinya sangat rumit. Daerah yang dikenal dengan pegunungan-pegunungan terjalnya tersebut menjadi tantangan tersendiri karena kondisi geografis alam dan medan yang sangat sulit sehingga membuat daerah tersebut sangat terisolasi hingga saat ini. Dibutuhkan seorang sosok dengan latar belakang yang ahli dalam perencanaan pembangunan.

Kondisi geografis rumit tersebut kemudian disadari oleh Spei Bidana. Dengan latar belakang birokrat yang telah mapan di bidang perencanaan pembangunan mantan Kepala BAPPEDA, Ia tahu tahapan demi tahapan yang harus ia lakukan. Baik sebagai eksekutif maupun secara politik.

Di eksekutif, ia telah bersinergi dengan pemerintah pusat di berbagai kementerian dan badan nasional lainnya. Kunjungan kerja sudah dilakukannya berkali-kali. Ia telah berkoordinasi dengan sejumlah menteri dan badan nasional seperti Menteri PUPR, Kepala Bappenas dan sejumlah kementerian lainnya untuk memastikan pembangunan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Namun secara politik, Ia sadar bahwa bermodalkan keahlian saja tidak cukup tanpa dukungan politik dari partai penguasa yaitu PDI Perjuangan. Minimnya APBD tidak cukup untuk segera mewujudkan semua impiannya. Ia butuh dukungan politik dari partai besar untuk membawa daerahnya keluar dari belenggu kemiskinan dan keterisolasian.

Baca: Sejarah Baru, Hari Ini Launching PLTD & PLTS di Oksibil

Bergabungnya Spei Bidana dengan partai politik penguasa PDI Perjuangan dapat membawa angin segar. Diketahui bahwa PDI Perjuangan adalah partai terbesar di Indonesia yang berhasil membawa Joko Widodo sebagai Presiden RI dua kali berturut-turut. Adapun ketua DPR RI Puan Maharani juga berasal dari partai PDI Perjuangan. Jadi secara politik lobi-lobi Spei Bidana akan semakin mulus.

"Masih banyak tantangan yang harus kita hadapi dengan kondisi wilayah Pegunungan Bintang yang sangat sulit dan aksesnya sangat susah, Pemerintah Daerah butuh dukungan pemerintah pusat, kita terus mendesak pemerintah pusat dibawah kepemimpinan bapak Presiden Joko Widodo agar akses darat Jayapura-Pengunungan Bintang yang tersisa 173 km dapat segera diselesaikan, aspek-aspek lainnya juga kita perjuangkan secara bersamaan sesuai dengan skala prioritas utama pembangunan mulai dari daerah hingga ke tingkat pusat," terang Spei Bidana, ketua Banteng Pegunungan Bintang (PDI Perjuangan Pegunungan Bintang).

"Dan kepada masyarakat Pegunungan Bintang, mohon dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga aset yang sudah ada, membantu pembangunan di daerah, serta memberikan rasa aman dan nyaman sehingga pemerintah daerah dapat terus menghadirkan terobosan-terobosan pembangunan untuk kabupaten ini, kami masih terus berjuang bersinergi hingga ke tingkat pusat, semua yang kita perjuangkan demi mewujudkan cita-cita pembangunan bersama," kata Spei Yan Bidana, ST.,M.Si Bupati dan ketua Banteng Pegunungan Bintang dari kawasan perbatasan antar negara, wajah negeri di ujung timur Indonesia menambahkan kepada Gesuri.id.

 

Kurator: Fransiska S.

Quote