Bandung, Gesuri.id - Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jawa Barat (Jabar) Abdy Yuhana, menyatakan banyak hal yang bisa dieksplorasi dari berbagai pemikiran Bung Karno yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.
Pemikiran Bung Karno yang relevan itu, menurut Abdy terutama tentang Nasionalisme dalam menghadapi tantangan zaman.
"Saat ini perubahan dunia yang dikenal dengan era disrupsi akan mengiringi perjalanan bangsa Indonesia kedepan," ungkap Abdy, baru-baru ini.
Baca: Soal Tawaran Gerindra, Ingat Tri Sakti Bung Karno
Abdy pun mencontohkan perkembangan informasi dan teknologi, bonus demografi, serta semakin menguatnya perang dagang dalam geopolitik internasional adalah beberapa perubahan dunia yang harus dihadapi Indonesia.
Apalagi, sambung Anggota DPRD Jabar itu, Indonesia sebagai negara belum selesai dalam membangun ‘rute’ mencapai tujuan bernegara.
"Pada tahun 2045 Indonesia genap memasuki usia 100 tahun. Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Seperti diketahui, perubahan dunia datang setiap seratus tahun sekali," ujar Abdy.
Abdy memaparkan, pada tahun 1700-an ditemukan mesin uap oleh James Watt. Kemudian ditemukan listrik oleh Michael Faraday dan lampu listrik oleh Thomas Alva Edison tahun 1800-an. Lalu komputer ditemukan bersama internet pada tahun 1900-an.
"Dan saat ini perubahan dunia kembali datang Revolusi 4.0 dengan bertumpu ada kecerdasan buatan, kecepatan internet dan pengelolaan big data. Itulah ‘signal’ global yang sesungguhnya dalam konteks pikiran-pikiran Soekarno sudah dituangkan dalam berbagai macam tulisannya," ungkap Abdy.
Baca: Polemik UMP 2022, Ini Kata Abidin Fikri
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, dalam konteks mengimbangi dan mengikuti ‘irama’ global, maka perlu di dorong investasi pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk di dalamnya riset dan teknologi.
Sumber Daya Manusia perlu terlebih dahulu melihat faktor pendidikan dan kesehatan, karena kedua hal tersebut adalah faktor penting menuju Indonesia Emas 2045, atau 100 Tahun Indonesia merdeka.
"Sehingga, pendidikan dan kesehatan jika di ilustrasikan ibarat computer perangkat keras atau hardware mereka harus bagus dan kuat sehingga dapat di isi dengan berbagai perangkat lunak atau software bermutu," pungkas Abdy