Ikuti Kami

Ananta Ungkap Sejarah Lahirnya Pancasila di Hadapan Kader Banteng Tangsel

Ananta menyebut, bahwa sebelumnya asal usul atau sejarah lahirnya Pancasila pernah menjadi polemik di tengah masyarakat.

Ananta Ungkap Sejarah Lahirnya Pancasila di Hadapan Kader Banteng Tangsel
Anggota MPR RI, Ananta Wahana.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR RI, Ananta Wahana mengungkap sejarah lahir Pancasila di hadapan kader dan struktural DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan.

Ananta menyebut, bahwa sebelumnya asal usul atau sejarah lahirnya Pancasila pernah menjadi polemik di tengah masyarakat.

Karena zaman Orde Baru ada beberapa versi lahirnya Pancasila yang mengemuka di masyarakat untuk menghilangkan peran Soekarno dalam kemerdekaan Indonesia.

“Maka kita harus dan wajib mengetahui sekarang bahwa penggali Pancasila adalah Bung Karno” ujar Ananta saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, berlangsung di Sekretariat DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (8/4).

Baca: Banteng Kota Surabaya Dorong Pertumbuhan Ekonomi Rakyat

Selanjutnya Ananta memaparkan, bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa lahir pada tanggal 1 Juni 1945 saat pidato Presiden pertama Indonesia, Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan).

“Dalam pidatonya itu Bung Karno pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Panca artinya lima, sedangkan Sila artinya prinsip atau asas,” ungkapnya.

Saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila Pertama “Kebangsaan”, Sila Kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, Sila Ketiga “Demokrasi”, Sila Keempat “Keadilan sosial”, dan Sila Kelima “Ketuhanan”.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai Panitia Delapan terus disempurnakan menjadi Panitia Sembilan.

Yaitu terdiri Ir Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Ananta menekankan, bahwa sejarah lahirnya Pancasila sangat perlu untuk diingat. Dan yang lebih utama lagi bagaimana para pemimpin kita dapat mewujudkan Pancasila sebagai Norma Negara diimplementasikan dalam kebijakan negara untuk kesejahteraan rakyat.

Sedang sebagai Norma Individu dijalankan sebagai pedoman berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi “Begitu pentingnya memahami pidato lahirnya Pancasila bagi kita semua. Agar Pancasila tetap dapat dipahami, dijaga, dikawal dan dilestarikan,” ucapnya.

Baca: TMP Sidoarjo Gelar Pengajian Bersama Ustadz Aris Yoyok

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangsel, Wanto Sugito mengatakan, sebagai kader partai penting untuk memahami 4 Pilar MPR RI ini.

“Soal 4 Pilar ini saya ingat PBNU, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI 1945,” ungkapnya.

Menurut Wanto, untuk memahami Pancasila maka kader partai juga harus memahami Bung Karno sebagai penggalinya.

“Tadi Pak Ananta sudah menyampaikan sejarah lahirnya Pancasila. Dan penggalinya adalah Bung Karno,” katanya.

Wanto juga mengingatkan kader PDIP Kota Tangsel agar Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan dan kemasyarakatan.

“Ini sebagai vitamin untuk memperkuat perjuangan partai. Yang penting diimplementasikan oleh seluruh kader partai,” imbuhnya.

Quote