Ikuti Kami

Andreas Eddy Susetyo Gaungkan Semangat Trisakti 

“Berkepribadian dalam Kebudayaan” harus kembali digaungkan di era digital seperti sekarang. 

Andreas Eddy Susetyo Gaungkan Semangat Trisakti 
Anggota DPR RI Andreas Eddy Susetyo memberikan sambutan dalam acara pertunjukan seni Jaranan dan Bazar, di Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Malang, Gesuri.id - Anggota DPR RI Andreas Eddy Susetyo menggaungkan semangat Trisakti sebagaimana disampaikan Bung Karno yakni “Berkepribadian dalam Kebudayaan” harus kembali digaungkan di era digital seperti sekarang. 

Hal itu dikarenakan serbuan budaya asing melalui media sosial (medsos) begitu mudah masuk ke individu-individu di semua usia. 

“Jati diri kita sebagai Bangsa sangat rentan tergerus oleh budaya asing. Bapak Proklamator kita, Bung Karno pada pidato tanggal 17 Agustus 1964 sudah menyentil perlunya bangsa Indonesia memiliki kepribadian dalam kebudayaan. Artinya, kita harus memiliki kekhasan kepribadian dan kebudayaan yang digali dari warisan leluhur,” kata Andreas di sela-sela acara Pertunjukan Seni dan Bazar di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Minggu (28/8).

Baca: Follow Up Gernas PIP, Andreas Geber Urban Farming

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Paroki Santo Yohanes Pemandi, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) DPC Malang Raya, Universitas Katolik Widya Karya, Forum Komunikasi Tata Kelola Lingkungan Hidup (FKTKLH) Kuburan Londo dan berbagai pihak lainnya. Turut hadir Romo Krismianto, Danramil Sukun Kapten (Arm) Hadi Supratikto, Kapolsek Sukun Kompol Nyoto.
 
Andreas mengapresiasi kegiatan bernuansa seni budaya  yang merupakan warisan leluhur. Kegiatan tersebut dinilai sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus memberikan hiburan murah bagi warga. 

“Kalau kita tidak memelihara budaya ini, bisa jadi suatu saat nanti jaranan hanya tinggal cerita yang tertulis di catatan museum. Padahal seni adalah bagian penting dari budaya, dan budaya adalah unsur kepribadian dalam hal ini kepribadian bangsa Indonesia.” papar politisi PDI Perjuangan ini.

Bangsa Indonesia, lanjut Andreas,  mempunyai identitas pribadi yang hanya akan menjadi milik Indonesia, yaitu Pancasila.

Jika dunia adalah populasi negara-negara, maka Indonesia adalah individu dengan watak, karakter, dan pribadi yang berbeda dari yang lain. Dimana seluruh negara di dunia akan mengenal Indonesia karena unsur-unsur kebudayaannya yang berada dalam batasan nilai-nilai dalam Pancasila.  

Baca: Lidwina Ajak Sukseskan Program Pengentasan Stunting

“Dari semua unsur kebudayaan di atas, bermuara pada satu budaya, yaitu gotong-gotong. Gotong-royong bisa dilakukan dalam berbagai bidang, misalnya di bidang agama, sosial, pendidikan, dan lain-lain. Itu semua adalah ciri yang seharusnya menjadi lestari sebagai identitas masyarakat dan negara Indonesia,” ungkap wakil rakyat dari Dapil V Jatim (Malang Raya) ini.

Selain itu, bazar yang digelar panitia yang melibatkan semua komponen masyarakat, sambung Andreas,  juga patut diapresiasi karena selain membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga murah, juga tersirat semangat Bhinneka Tunggal Ika dan persatuan.

“Ekonomi dunia sekarang sedang tidak baik-baik saja dan dampaknya mulai terasa di Indonesia. Maka dari itu, kegiatan bazar semacam ini bisa membantu masyarakat sehingga akan mengurangi beban sekaligus sejalan dengan program pemerintah dalam rangka pengendalian inflasi,” kata Andreas.

Quote